Distanak Riau Targetkan Swasembada Beras dan Daging
Kamis, 08-10-2015 - 07:22:40 WIB
PEKANBARU, Riau12.com - Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Riau menargetkan swasembada beras dan daging sapi. Untuk menuju itu, pembangunan pertanian dan peternakan perlu disinergisitaskan secara maksimal.
Hal ini dikatakan Kepala Distanak Riau, Drh Askardiya R Patrianov, di kantornya, Rabu (7/10/2015). Katanya, target ditetapkan pihaknya ini selaras dengan program Kementerian Pertanian dengan melakukan penanaman padi, jagung dan kedelai (Pajale) dan swasembada daging sapi pada 2019.
"Kegiatan pokok pembangunan pertanian dan peternakan harus menjadi entry point bagi kita untuk mengukur sejauh mana keberhasilan kita dalam mencapai target kinerja," katanya, usai Rapat Kerja (Raker) Monitoring dan Evaluasi (Monev) Program Pembangunan Pertanian dan Peternakan se-Provinsi Riau, di Pekanbaru.
Menurutnya, beberapa kegiatan tersebut seperti pengembangan kawasan, perluasan areal sawah, pengembangan jaringan irigasi, perbibitan sapi potong, pemanfaatan sumber pakan lokal, kesehatan hewan dan lainnya.
"Bagi kabupaten yang memperoleh TP secara mandiri agar mengelola anggaran dengan baik sesuai aturan berlaku dan selalu menjalin komunikasi dan koordinasi, sehingga kegiatan yang dipercayakan dapat dilakukan dengan baik," jelasnya.
Untuk itu, kata Patrianov, laporkan secara berkala, baik ke semua Ditjen maupun ke provinsi agar selalu menjadi perhatian, bahwa dinas di kabupaten/kota adalah penanggungjawab pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan di wilayahnya masing-masing.
"Semua kegiatan yang akan berlangsung hendaknya didampingi secara intens dan berkelanjutan sehingga tepat sasaran dan tepat manfaat," harapnya.
Patrianov mengingatkan, kepala dinas kabupaten/kota yang melakukan fungsi pertanian dan peternakan melakukan koordinasi dalam proses perencanaan, evaluasi dan pelaporan di wilayah masing-masing serta mengawal pelaksanaan anggaran dan mensinergiskan program dan kegiatan dari berbagai sumber pembiayaan di daerah.
Patrianov juga menjelaskan, program pembangunan pertanian dan peternakan merupakan media komunikasi dan tukar informasi sekaligus sebagai upaya peningkatan sinergitas agar pelaksanaan kegiatan berjalan dengan baik, serta perencanaan program dan kegiatan 2016 mendatang.
"Semoga hasil kerja keras nanti bermanfaat dan semoga melalui pertemuan ini diperoleh hasil-hasil sesuai dengan yang kita inginkan," harapnya.
Patrianov menjelaskan, tantangannya pembangunan pertanian dan peternakan saat ini dan ke depan semakin berat. Sebab saat ini pihaknya dituntut untuk mampu menyediakan bahan pangan yang berkualitas dengan harga terjangkau oleh masyarakat.
"Hebohnya harga beras naik, harga bawang dan daging melambung. Di sisi lain dalam waktu bersamaan harga komoditas lain, kelapa sawit dan karet anjlok ke harga terendah, dan petani tidak memiliki sumber pendapatan lain, sehingga menimbulkan gejolak ekonomi dan sosial di masyarakat," jelasnya.
Untuk itu, katanya, masyarakat baru sadar bahwa betapa pentingnya ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga petani. Selain itu, orang juga baru sadar bahwa monokultur tidak aman untuk keberlangsungannya pendapatan masyarakat.
Tantangan lain saat ini adalah semakin ketat dan banyaknya aturan yang mengatur tentang pelaksanaan anggaran. Namun hal ini sudah dibahas secara tuntas melalui " Focus Group Discussion (FGD)" dengan narasumber dari Kementerian Dalam Negeri," jelasnya.
Menurut Patrianov, dari perkembangan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terutama kegiatan TP dari tiga satuan kerja (satker) serapannya mengembirakan, di mana per Juli realisasi fisik 35,68 persen dan keuangan 15,53 persen. "Ini perlu kerja keras kita di mana untuk melakukan percepatan baik dari segi keuangan dan terpenting realisasi fisik," ucapnya.(r12/hr)
Komentar Anda :