Apa Sih Penyebabnya? Indonesia Jadi Pasar Potensial Kejahatan Siber
Senin, 31-07-2017 - 09:09:13 WIB
 |
Ilustrasi
|
Riau12.com-JAKARTA-Indonesia masih menjadi pasar potensial bagi pelaku kejahatan siber untuk melancarkan aksinya. Baru-baru ini kepolisian Indonesia bekerja sama dengan kepolisian China mengungkap kejahatan penipuan melalui telefon fraud.
Empat lokasi di Indonesia menjadi titik sindikat asal China dan Taiwan ini melakukan kejahatannya yakni Surabaya, Jakarta, Bali dan Batam. Kriminolog Universitas Indonesia Adrianus Meliala menilai, dua alasan mengapa Indonesia masih menjadi pasar potensial bagi pelaku siber Internasional untuk beraksi.
Pertama, peluang untuk tertangkap di Indonesia bagi pelaku kejahatan siber internasional masih rendah. "Peluang untuk berbuat kejahatan tinggi. Kalaupun ketahuan peluang mereka untuk tertangkap rendah," katanya, Senin (31/7/2017).
Rendahnya peluang pelaku kejahatan siber ini tertangkap di Indonesia kata mantan komisioner Kompolnas ini tidak lepas dari alasan masih terbatasnya kemampuan kepolisian di Indonesia.
"Sistem siber kita masih mudah ditembus hacker lalu mereka bisa dengan mudah untuk melarikan diri karena kemampuan kepolisian kita masih terbatas," katanya.
Alasan kedua, lanjut Anggota Ombudsman ini, Indonesia dianggap pasar potensial jika dilihat dari jumlah pengguna internet dan besaran jumlah pasar secara ekonomi.
"Jadi ini menurut pelaku adalah bisnis besar. Misalnya untuk pemegang kartu kredit, maka enggak susah itu mencarinya lalu diperas dengan jumlah besar. Atau pengguna akun FB diperas dan menghasilkan keuntungan besar," katanya.
Pelaku kejahatan siber internasional ini, kata dia banyak berasal dari negara Asia Timur seperti Taiwan, Hongkong, dan China. Pasar yang mereka sasar pertama kali di Indonesia pun adalah etnis keturunan.
"Misalnya orang China yang ada di Indonesia seperti pendatang hokian atau orang mandarin yang ada di Indonesia dan itu jumlahnya besar," katanya.
Adrianus menyimpulkan alasan paling kuat Indonesia menjadi pasar potensial bagi sindikat kejahatan siber internasional beraksi adalah faktor ekonomi tersebut. "Jadi menurut saya pertimbangannya ekonomi saja kenapa kemudian mereka ramai-ramai datang ke Indonesia," tuturnya.
Seperti yang diketahui, tim gabungan Direktorat Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri baru saja mengungkap kejahatan penipuan melalui telefon fraud. Sindikat ini berasal dari China dan Taiwan. Modusnya dengan menggunakan data-data nasabah bank di China dan Taiwan dan sindikat itu menghubungi para korban. Lalu mereka menyamar seolah-olah dari instansi penegak hukum di Taiwan.
Para sindikat itu ada yang berperan sebagai polisi, jaksa atau petugas bank. Kemudian para pelaku ini mengatakan kepada korban bahwa si korban sedang diselidiki karena terkait kasus pidana. Setelah para korban ketakutan, maka para sindikat ini meminta sejumlah uang agar dikirimkan kepada mereka. Tujuannya untuk menghentikan kasus pidana yang seolah-olah sedang mereka lakukan. (r12/oz)
Komentar Anda :