www.riau12.com
Kamis, 11-09-2025 | Jam Digital
17:32 WIB - DPRD Kampar Inisiasi Ranperda Masjid Paripurna, Masjid Jadi Pusat Pemberdayaan Umat | 16:00 WIB - Gubri Abdul Wahid Gerak Cepat, Instruksikan Kabel di Jalur Pejalan Kaki Jembatan Siak I Segera Dipindahkan | 15:56 WIB - Warga Padang Terubuk Somasi PT Moratel, Tuntut Cabut Tiang Internet di Badan Jalan dan Lahan Warga | 15:52 WIB - APBD Perubahan 2025 Masuk DPRD Riau, MoU dengan Pemprov Segera Diteken | 15:41 WIB - Pembangunan Flyover Garuda Sakti Pekanbaru Terus Dipersiapkan, Pembebasan Lahan Ditunda Tahun Depan | 15:21 WIB - 322 PPPK di Kepulauan Meranti Resmi Dilantik 17–19 September 2025, Guru dan Tenaga Kesehatan Dapat Pengakuan Resmi
 
Bahlil Lahadalia: Kuota Impor BBM 2025 Naik 110%, Tetap Perlu Kolaborasi dengan Pertamina
Rabu, 10-09-2025 - 13:27:31 WIB

TERKAIT:
   
 

Riau12.com-Jakarta – Polemik terkait kuota impor bahan bakar minyak (BBM) bagi SPBU swasta mendapat tanggapan tegas dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia. Ia membantah tudingan yang menyebut pemerintah sengaja menahan izin impor untuk memaksa SPBU swasta bergantung pada Pertamina.

Menurut Bahlil, pemerintah justru telah meningkatkan kuota impor BBM pada tahun ini. “Kuota impor untuk 2025 itu 110 persen dibandingkan 2024. Jadi tidak benar kalau pemerintah tidak memberikan izin impor,” tegasnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (9/9/2025).

Meski kuota dinaikkan, Bahlil menegaskan sebagian kebutuhan energi nasional tetap harus dipenuhi melalui kerja sama business to business (B2B) dengan Pertamina. “Ini bukan soal persaingan usaha, tapi soal ketahanan energi nasional. Pasal 33 UUD 1945 jelas mengamanatkan hajat hidup orang banyak sebaiknya dikuasai oleh negara,” jelasnya.

Bahlil menambahkan, pemerintah telah berkomunikasi langsung dengan pihak SPBU swasta untuk menjelaskan mekanisme alokasi kuota. Menurutnya, alokasi yang diberikan sudah cukup adil, dan sisanya dapat dipenuhi melalui kolaborasi.

“Kami sudah kasih 110 persen. Jadi silakan berkolaborasi. Itu pilihan yang realistis agar distribusi energi tetap stabil,” kata Bahlil.

Menteri ESDM juga membuka ruang pengawasan. Ia mempersilakan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) meneliti lebih lanjut jika ada dugaan praktik monopoli. “Silakan saja, itu hak institusi negara,” ujarnya.

Pernyataan Bahlil menegaskan sikap pemerintah yang berusaha menyeimbangkan kepentingan SPBU swasta dengan mandat negara dalam menjamin ketahanan energi nasional. Meski begitu, perdebatan mengenai peran dominan Pertamina versus ruang usaha swasta dipastikan tetap menjadi sorotan publik.




 
Berita Lainnya :
  • Bahlil Lahadalia: Kuota Impor BBM 2025 Naik 110%, Tetap Perlu Kolaborasi dengan Pertamina
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    9 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved