www.riau12.com
Jum'at, 08-08-2025 | Jam Digital
14:47 WIB - Pria Pelaku Curanmor Kritis Diamuk Warga di Kampar, Begini Keterangan Polisi | 14:21 WIB - Gubernur Riau Abdul Wahid Tekankan Pentingnya Hilirisasi dan Pelayanan Investasi | 13:56 WIB - Bupati Rohil Bistamam Raih Penghargaan di SIEXPO 2025, Kuatkan Peran Koperasi dan UMKM Sawit | 12:17 WIB - Pansus III DPRD Kampar Lakukan Konsultasi ke Kemendagri Terkait Ranperda Fasilitasi Penyelenggaraan Pesantren | 11:57 WIB - Ketua Ramli, S.Kom dan Anggota Pansus III DPRD Kampar Laksanakan Konsultasi ke Kementerian Agama RI | 11:41 WIB - Terkendala Infrastruktur, Sekolah Rakyat Batal di Bangun di Kampar
 
Standar Ganda Negara Maju soal Eksploitasi Alam Dipertanyakan
Jumat, 27-06-2025 - 10:49:25 WIB

TERKAIT:
   
 

Riau12.com-JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, menyatakan keheranannya terhadap pihak-pihak yang memprotes langkah Indonesia dalam mengeksplorasi dan memanfaatkan sumber daya alam, termasuk membabat hutan demi pembangunan nasional.

Menurutnya, negara-negara maju yang kini banyak melayangkan kritik, pada masa lalu juga melakukan eksploitasi besar-besaran terhadap sumber daya alam mereka demi kemajuan ekonomi. Ia mencontohkan masa 1940-an hingga 1960-an, di mana negara-negara tersebut memiliki utang besar serta kekayaan tambang dan hutan yang dimanfaatkan secara masif.

"Sebagian negara lain di era 40-an sampai 60-an, mereka punya utang, punya tambang, dan semuanya mereka keruk. Negara mereka belum maju waktu itu," ujar Bahlil dalam pidatonya di Jakarta Geopolitical Forum IX dengan tema Geoeconomic Fragmentation and Energy Security, Selasa (24/6/2025), dikutip dari Holopis.com.

Ia menegaskan bahwa negara-negara tersebut membabat hutan dan mengambil tambang tanpa banyak protes dari komunitas global. "Mereka ambil sumber daya alam, hutannya dibabat, tambangnya diambil, mungkin lingkungannya saat itu tidak lebih baik dari kita sekarang," sambungnya.

Bahlil mempertanyakan mengapa ketika negara-negara berkembang seperti Indonesia baru memulai pemanfaatan SDA secara intensif, justru mendapat tekanan dari luar. "Siapa yang memprotes mereka saat itu? Sekarang, saat negara berkembang mulai berpikir untuk memberi nilai tambah dari SDA demi kesejahteraan rakyat, kenapa malah ada yang terganggu? Ada apa di balik ini," tukasnya.

Ia menekankan bahwa setiap negara berhak mengelola sumber dayanya secara berdaulat tanpa intervensi asing. Prinsip kedaulatan dan keadilan global harus dijunjung dalam hubungan antarnegara.

"Setiap negara harus dihargai kemerdekaan dan kedaulatannya. Tidak boleh ada negara merasa lebih berhak dan lebih kuat dari negara lain. Kita harus berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dalam mengelola SDA kita," pungkasnya.(***)

Sumber: Goriau



 
Berita Lainnya :
  • Standar Ganda Negara Maju soal Eksploitasi Alam Dipertanyakan
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    9 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved