www.riau12.com
Jum'at, 08-08-2025 | Jam Digital
12:17 WIB - Pansus III DPRD Kampar Lakukan Konsultasi ke Kemendagri Terkait Ranperda Fasilitasi Penyelenggaraan Pesantren | 11:57 WIB - Ketua Ramli, S.Kom dan Anggota Pansus III DPRD Kampar Laksanakan Konsultasi ke Kementerian Agama RI | 11:41 WIB - Terkendala Infrastruktur, Sekolah Rakyat Batal di Bangun di Kampar | 11:13 WIB - Terbesar di Indonesia, Provinsi Riau Segera Miliki Depot Arsip Khazanah Budaya Melayu yang Dibangun di Pekanbaru | 11:10 WIB - OpenAI Perkenalkan GPT-5, Model AI Paling Cerdas Setara Pakar PhD | 10:27 WIB - Setelah Lalui Renovasi Intensif, Sekolah Rakyat Menengah Atas Untuk Anak Miskin Akan Diluncurkan 15 Agustus Nanti
 
Pasien Sesak Napas Ditolak RSUD Rasidin Padang Meninggal Sebelum Tiba di RS Kedua: Dimana Empati Layanan Publik?
Senin, 02-06-2025 - 14:20:32 WIB

TERKAIT:
   
 

Riau12.com-PADANG – Kasus meninggalnya seorang pasien pemegang Kartu Indonesia Sehat (KIS) bernama DE (44), warga Padang, Sumatera Barat, memicu keprihatinan luas usai viral di media sosial. DE diduga ditolak mendapatkan perawatan darurat oleh RSUD Rasidin Padang pada Sabtu dini hari (31/5/2025), meski datang dalam kondisi sesak napas parah.

Menurut kesaksian sang adik, Yudi, DE dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Rasidin sekitar pukul 00.15 WIB karena mengalami gangguan pernapasan yang serius.

"RSUD Rasidin adalah rumah sakit terdekat. Kami datang karena kondisi kakak saya semakin parah," ujar Yudi.

Namun, pihak rumah sakit justru menyatakan bahwa kondisi DE tidak termasuk dalam kategori gawat darurat, sehingga tidak bisa ditanggung oleh BPJS dan disarankan untuk dirujuk ke puskesmas.

Karena merasa tidak mendapat pertolongan yang memadai, keluarga memutuskan untuk membawa DE pulang. Namun situasi memburuk. Pagi harinya, DE kembali dibawa ke Rumah Sakit Siti Rahmah Padang menggunakan becak motor (bentor), namun nyawanya tak tertolong.

"Saya sangat menyayangkan keputusan RSUD Rasidin. Menurut saya, kondisi kakak saat itu cukup kritis, tapi disebut tidak darurat,” ungkap Yudi.

Menanggapi viralnya kasus tersebut, Direktur RSUD Rasidin, Desy Susanti, membenarkan bahwa pasien memang sempat datang ke IGD. Namun, hasil penilaian medis menyatakan DE tidak dalam kondisi gawat darurat.

“Pasien diperiksa dokter dan tidak ditemukan kondisi yang mengancam nyawa saat itu. Maka sesuai prosedur BPJS, disarankan ke puskesmas,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa seluruh proses telah dilakukan sesuai standar operasional dan penilaian dokter yang bertugas.

Kasus ini menimbulkan polemik luas di media sosial, dengan sorotan tajam terhadap batasan definisi gawat darurat dalam sistem layanan BPJS, serta prosedur penolakan pasien yang datang di luar jam layanan puskesmas.

Tak sedikit warganet mempertanyakan apakah “penilaian medis” tersebut sudah mencerminkan empati dan keselamatan pasien, terutama bagi warga kurang mampu yang sangat bergantung pada fasilitas kesehatan pemerintah.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Dinas Kesehatan Sumatera Barat maupun BPJS Kesehatan terkait tindak lanjut atau evaluasi terhadap kasus ini.

Tragedi DE menjadi pengingat bahwa sistem kesehatan harus berpihak pada perlindungan nyawa, bukan sekadar administrasi prosedural. Ketika akses dan empati absen di saat genting, masyarakat kecil selalu jadi korban.(***)

Sumber: Goriau



 
Berita Lainnya :
  • Pasien Sesak Napas Ditolak RSUD Rasidin Padang Meninggal Sebelum Tiba di RS Kedua: Dimana Empati Layanan Publik?
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    9 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved