Riau12.com-JAKARTA — Gelaran Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition (IPA Convex) 2025 akan fokus membahas strategi penguatan ketahanan energi serta peningkatan iklim investasi di sektor migas nasional. Acara ini sejalan dengan arah kebijakan pembangunan jangka panjang atau Astacita dari Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Ketua IPA Convex 2025, Hariadi Budiman, menyampaikan bahwa konvensi tahunan ini akan menghadirkan jajaran eksekutif senior dari perusahaan energi global. Acara dijadwalkan berlangsung pada 20–22 Mei 2025 di ICE BSD City, Tangerang, Banten.
"IPA akan mengumpulkan para pemimpin industri energi global untuk berdiskusi tentang tantangan dan peluang dalam memperkuat ketahanan energi nasional," ujar Hariadi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (18/4/2025).
Ia menegaskan bahwa bahan bakar fosil masih menyumbang sekitar 80 persen kebutuhan energi dunia. "Meskipun terjadi peningkatan pemanfaatan energi rendah karbon, lonjakan permintaan energi global tetap mendorong emisi karbon secara signifikan," jelasnya.
Salah satu sesi utama yang akan membuka IPA Convex 2025 adalah "Global Executive Talk", yang akan menghadirkan perwakilan dari perusahaan-perusahaan besar seperti ExxonMobil, BP, Eni, Mubadala Energy, Petronas, dan Medco Energi. Para pemimpin tersebut dijadwalkan untuk berbagi pandangan mereka terkait pengelolaan investasi energi global, keseimbangan antara keberlanjutan dan profitabilitas, serta pengembangan portofolio energi yang adaptif.
Berdasarkan analisis firma riset energi Wood Mackenzie, transisi menuju energi terbarukan diperkirakan berlangsung lebih lambat dari yang diprediksi sebelumnya. Permintaan terhadap minyak dan gas diproyeksikan tetap tinggi dalam waktu dekat. Tercatat, lebih dari 85 persen belanja modal global di sektor energi pada 2024 masih dialokasikan untuk proyek-proyek minyak dan gas.
Indonesia sendiri menyumbang sekitar 1,5 hingga 2 persen dari total belanja modal sektor hulu global, atau setara dengan sekitar 7 miliar dolar AS pada 2025. Angka ini berpotensi meningkat dengan dukungan regulasi dan kebijakan yang stabil.
"Investor membutuhkan proyek dengan biaya rendah, emisi rendah, risiko yang minim, serta siklus pengembalian investasi yang lebih cepat. Stabilitas regulasi menjadi kunci untuk menarik investasi-investasi tersebut," tambah Hariadi.
Lebih lanjut, IPA Convex 2025 diharapkan menjadi wadah strategis bagi pemangku kepentingan, pembuat kebijakan, dan pelaku industri migas, guna merumuskan strategi baru dalam memperkuat ketahanan energi dan memperbaiki iklim investasi di Indonesia, seperti yang dilansir dari antaranews.(***)
Sumber: Halloriau
Komentar Anda :