www.riau12.com
Sabtu, 09-08-2025 | Jam Digital
16:00 WIB - Direncanakan 7 Lantai, Gedung MPP Pekanbaru Kembali Dibangun Tahun Ini | 15:57 WIB - Gedung Rektorat Bergejolak, Puluhan Dosen UIN Suska Demo Tuntut Keadilan | 15:49 WIB - Tingkatkan Kualitan Layanan Forensik, Bidlabfor Polda Riau Dapat Supervisi Teknis Dari Pusat | 15:18 WIB - Pemkab Pastikan Tak Akan Ada Pilkade Kuansing 2025,Jabatan 50 Kades Diperpanjang | 15:16 WIB - Presiden AS Donald Trump Berikan Lampu Hijau ke Israel Terkait Pencaplokan Gaza | 14:47 WIB - Pria Pelaku Curanmor Kritis Diamuk Warga di Kampar, Begini Keterangan Polisi
 
Momen Mencekam Pria 55 Tahun Warga Rempang Batam Ditodong Parang OTK, Teman-temannya Kocar-kacir
Jumat, 20-12-2024 - 10:59:26 WIB

TERKAIT:
   
 

Riau12.com - Seorang pria warga Rempang Kampar menceritakan momen mencekam kediamannya didatangi sekelompok Orang Tidak Dikenal (OTK), Rabu (18/12/2024) lalu.

Abu Bakar (55), warga Rempang tidak pernah menyangka suasana kampungnya di Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang, Kota Batam tiba-tiba menjadi mengerikan.

Bermula saat Rabu dinihari tersebut, sekira pukul 01.00 WIB, ia keluar rumah karena merasa kesepian. 

Penyakit stroke yang diderita Abu membuatnya sulit tidur.

Ia pun ingin mencari teman untuk berbincang kala itu.

Namun kedamaian di tempat tinggalnya itu sirna.

Tiba-tiba sebuah truk besar mendadak berhenti di dekatnya. 

Sekelompok orang tak dikenal (OTK) turun dari truk tersebut.

Pria tuaitu bersama rekan-rekannya merasa terkejut.

Dengan suara bergetar, Abu bercerita di rombongan terebut ada yang berteriak, "Serang!".

Tanpa tahu apa yang sedang terjadi, Abu pun hanya bisa terpaku karena ia merasa hanya pria tua yang tak berdaya.

Salah satu dari mereka mendekat dengan membawa parang sepanjang setengah lengan. 

Senjata tajam itu langsung diarahkan ke lehernya. 

"Langsung ada salah satu dari mereka bawa parang setengah lengan ditodong di leher saya. Lalu nanya, 'jadi bapak yang tadi di sana ikut mukul ya?," tanya orang itu dengan nada mengancam yang ditirukan oleh Abu Bakar.

Merasa kebingungan dan takut, Abu menjawab ketidaktahuannya.

"Saya tidak tahu apa-apa, Pak. Mana mungkin saya ke sana-kemari, Sembulang dengan Buluh itu jauh," kata Abu.

Di tengah kekacauan, Abu melihat teman-temannya kocar-kacir berusaha menyelamatkan diri. 

Ada yang melarikan diri ke kolam, ada pula yang menjadi korban luka. 

la sebelumnya mendengar, pihak PT MEG sebelumnya telah berjanji tidak akan membawa senjata tajam. Namun kenyataan di depannya berkata lain.

"Yang di leher saya ini apa kalau bukan sajam?," kata Abu sambil mengingat ketegangan yang ia alami.

Penyerangan itu tidak hanya berhenti pada dirinya.

Rumah-rumah warga juga menjadi sasaran. 

"Ada anak sekolah yang dipukul, bapaknya kena sabet," ceritanya dengan suara bergetar. 

Saat ditanya apakah tidak ada ucapan lain atau ancaman lain yang diutarakan kelompok tersebut, ia menuturkan.

"Mereka hanya berteriak, nyawa dibalas nyawa, tanpa memberikan penjelasan," kata Abu.

Saat suasana semakin tidak terkendali, salah satu dari rombongan tersebut menyarankan Abu untuk pergi demi keselamatan.

Setelah penyerangan berakhir, sepeda motornya yaitu Jupiter Z, sudah dalam keadaan rusak parah. 

Pantauan Tribun Batam, bagian depan dan belakang hancur, lampu-lampu pecah, serta bodi motor remuk akibat hantaman benda keras.
Bentrokan yang terjadi di Rempang tepatnya di pos pengamanan milik warga di Sembulang Hulu, membuat dua warga luka parah.

Satu orang dilaporkan mengalami retak pada tangan dan satu orang lainnya kena anak panah di pinggang.

Dalam bentrokan tersebut diketahui ada 8 orang warga yang terluka, dua di antaranya harus mendapat perawatan di rumah Sakit.

Kronologi

Kronologi penyerangan warga Rempang pada Rabu (18/12/2024) dini hari bermula dari kemarahan masyarakat akibat spanduk dicabut.

Kapolresta Barelang, Kombes Heribertus Ompusunggu mengungkap kronologi penyerangan warga Rempang tersebut.

Insiden ini menyebabkan sedikitnya 8 orang alami luka-luka pada Rabu sekitar pukul 00.50 WIB.

Kombes Heribertus mengungkap Insiden ini disebut-sebut dipicu oleh pencopotan spanduk penolakan proyek Rempang Eco City yang dilakukan oleh pihak yang diduga karyawan PT Mega Elok Graha (MEG).

Didampingi Komandan Kodim 0316 Batam, Kapolresta Barelang mengungkap ketegangan hingga insiden penyerangan warga Rempang bermula ketika seorang yang diduga pekerja PT MEG mencabut spanduk warga yang menolak Pembangunan Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City.

Hal ini lantas memicu kemarahan warga yang kemudian menahan pekerja tersebut.

"Warga yang marah mengamankan karyawan tersebut dan menolak untuk membebaskannya. Hal ini membuat rekan-rekan karyawan PT MEG mendatangi lokasi untuk membela temannya, hingga akhirnya terjadi bentrok," ujar Kombes Pol Heribertus Ompusunggu di Mapolresta Barelang.

PT MEG Buka Suara

Perwakilan PT Mega Elok Graha (MEG) buka suara terkait insiden penyerangan di Pulau Rempang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Mereka bahkan mengungkap kronologi hingga seorang pekerja mereka disebut tidak sadarkan diri. 

Angga, seorang anggota tim lapangan PT MEG di sana menyebut jika insiden di Sembulang Hulu yang bermula pada 17 Desember sekira pukul 19.00 WIB merupakan hal yang serius.

Ia menilai, kejadian ini menyoroti kurangnya jaminan keamanan bagi perusahaan dan pihak terkait di wilayah tersebut.

Sebagai informasi, PT Mega Elok Graha (MEG) adalah anak perusahaan dari Tomy Winata yang bertugas mengembangkan kawasan Rempang menjadi Kawasan Rempang Eco City.

Rempang Eco City bahkan masuk dalam bagian proyek strategis nasional (PSN).

Insiden bermula saat lima anggota PT MEG tengah patroli rutin di area tersebut. 

Mereka tiba-tiba dicegat oleh sekelompok oknum dengan membawa senjata tajam. 

Situasi ini memaksa anggota PT MEG untuk berpencar demi keselamatan masing-masing. 

Dalam insiden tersebut, satu anggota MEG tertahan dan mengalami pengeroyokan berat hingga tidak sadarkan diri.

Anggota Polri dan TNI setempat telah berada di lokasi kejadian, namun akses untuk menyelamatkan korban tidak diberikan. 

Aparat Penegak Hukum (APH) mengalami hambatan dalam mengatasi situasi tersebut. 

Korban baru berhasil dievakuasi oleh anggota MEG lainnya melalui upaya penyelamatan secara paksa pada pukul 12 malam. 

Saat dievakuasi, korban dalam kondisi tidak sadarkan diri dan langsung dilarikan ke RS Bunda Halimah untuk mendapatkan perawatan medis.

“Saya sangat prihatin dengan kondisi rekan kerja saya di lapangan yang tak berdaya karena tindakan penyekapan. Dia mendapatkan kekerasan yang menyebabkan dirinya tidak sadarkan diri hingga hari ini,” ujar Angga, anggota tim lapangan MEG dalam keterangan yang diterima TribunBatam.id, Rabu (18/12/2024).

Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran mendalam terhadap ketidakpastian jaminan keamanan di wilayah tersebut. 

Baik bagi pihak investor maupun pihak-pihak lain yang memiliki aktivitas di area tersebut.

Manajemen PT MEG dengan tegas menyerukan kepada pemerintah, terutama Aparat Penegak Hukum setempat, untuk segera mengambil langkah-langkah konkrit sesuai dengan koridor hukum yang berlaku.

Ini menurut mereka penting demi memastikan keamanan, kenyamanan dan keselamatan bagi semua pihak di wilayah Rempang, khususnya Sembulang Hulu.

Insiden ini menunjukkan pentingnya komitmen untuk melindungi semua pihak.

Serta meningkatkan koordinasi dengan semua elemen dan pemangku kepentingan guna mencegah tindakan kekerasan yang tidak dapat dibenarkan.

“Tindakan penyekapan yang terjadi merupakan bentuk pelanggaran hukum yang tidak dapat dibenarkan. Tidak ada satu pun manusia di dunia ini yang boleh disekap, karena itu merupakan tindakan pidana. Kami, selaku MEG, akan mengambil langkah tegas dan mendorong pemerintah untuk mengusut tuntas kejadian ini,” ujar Rio Sibarani, tim hukum MEG. (***)

Sumber: Tribunpekanbaru



 
Berita Lainnya :
  • Momen Mencekam Pria 55 Tahun Warga Rempang Batam Ditodong Parang OTK, Teman-temannya Kocar-kacir
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    9 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved