PEKANBARU- Riau12.com - Curah hujan terus meningkat. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Syarif Kasim SSK II Pekanbaru memprediksi musim hujan di Riau berlangsung hingga Desember mendatang. Peringatan waspada potensi bencana banjir dan longsor pun dikeluarkan.
Menanggapi kondisi ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD Damkar) Riau langsung melakukan pemetaan lokasi rawan bencana yang ada di Riau. Selain sebagai upaya antisipasi, pemetaan daerah rawan tersebut juga sebagai informasi agar masyarakat dapat berhati-hati.
“Kami sudah melakukan pemetaan daerah rawan bencana banjir dan longsor agar masyarakat dapat waspada,” ujar Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Damkar Riau M Edy Afrizal, Rabu (13/11).
Dijelaskan Edy, secara umum daerah rawan banjir dan longsor masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya.
Misalnya, daerah rawan longsor itu di daerah perbatasan Riau dengan Sumatera Barat, seperti wilayah XIII Koto Kampar dan Lubuk Jambi Kuantan Singingi. “Namun daerah rawan longsor juga ada di Kabupaten Indragiri, tepatnya di ruas jalan lintas Rengat-Tembilahan. Tapi di sana bukan longsor dari bukit melainkan akibat abrasi sungai,» ujarnya.
Sedangkan daerah rawan banjir, terdapat di Kabupaten Pelalawan, Kuantan Singingi Kampar, dan Rokan Hulu. Terutama daerah yang berada di aliran sungai-sungai besar di Riau. “Kalau banjir pasang besar air laut (rob) itu biasanya di daerah pesisir,” sebutnya.
Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Pekanbaru Irwansyah Nasution menjelaskan, berdasarkan data yang dimiliki oleh BMKG Pekanbaru, hujan diprediksi masih mengguyur sebagian besar wilayah Riau mulai siang hingga malam hari.
‘’Sejak pagi hari, udara di Provinsi Riau terpantau kabur-berawan. Kan turun hujan dengan intensitas ringan hingga sedang, namun tidak merata. Ini diperkirakan terjadi di sebagian wilayah Rokan Hilir, Rokan Hulu, Bengkalis, Meranti, Kampar. Kuantan Singingi, Pelalawan, Indragiri Hulu, Kota Dumai, dan Kota Pekanbaru,’’ ujarnya.
Pada siang sampai sore hari, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang juga diperkirakan tutun namun tidak merata terjadi di sebagian besar wilayah Rokan Hulu, Rokan Hilir, Bengkalis, Kampar, Kuantan Singingi, Siak, Pelalawan, Indragiri Hulu, dan Indragiri Hilir.
Kemudian, pada malam sampai dini hari, cuaca kembali berawan. Hujan dengan intensitas ringan hingga sedang diperkirakan terjadi di hampir sebagian besar wilayah Riau. BMKG, kata Irwansyah telah mengeluarkan informasi peringatan dini agar masyarakat di Riau waspada terhadap hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang.
Hal ini diperkirakan terjadi di sebagian wilayah Rokan Hilir, Rokan Hulu, Bengkalis, Kepulauan Meranti, Kampar, Kuantan Singingi, Pelalawan, Indragiri Hulu, Kota Dumai, dan Kota Pekanbaru pada pagi dan malam/dini hari. “Hujan masih terjadi di Riau dan kali ini sudah mulai merata di seluruh wilayah Riau,” ucapnya.
“Karena sudah masuk musim hujan yang puncaknya di November-Desember mendatang, maka kami minta masyarakat untuk selalu waspada. Jangan lupa membawa jas atau mantel hujan, payung, serta membersih selokan atau saluran air agar tidak terjadi genangan banjir,” ucapnya.
Tak Pengaruhi Sungai Indragiri
Meski intensitas curah hujan terbilang tinggi beberapa hari belakangan, namun hal tersebut tidak terlalu memengaruhi peningkatan debit air di Sungai Indragiri. Kalaksa BPBD Indragiri Hilir (Inhil) R Arliansyah menjelaskan, sebagian besar Sungai Indragiri yang ada di wilayah Inhil merupakan daerah pasang surut. Di mana muaranya langsung ke lautan.
“Kecuali intensitas hujannya deras dengan waktu yang cukup panjang. Mungkin baru ada peningkatan debit air,” jawab Arliansyah, Selasa (12/11). Walau demikian, lanjut Arliansyah, masyarakat yang bermukim dibantaran sungai meski tetap waspada. Serta dapat mengantisipasi kemungkinan jika debit air terus meningkat.
Air Sungai Indragiri Normal
Air Sungai Indragiri di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) juga masih normal. Bahkan Rabu (13/11), mengalami surut dibandingkan dengan hari sebelumnya. “Kondisi air Sungai Indragiri masih dalam kondisi normal,” ujar Kepala Kantor Penanggulangan Bencana Daerah (KPBD) Inhu Mulyadi S.Sos, Rabu (13/11).
Dijelaskannya, melalui alat pengukur yang di Kota Rengat ketinggian air Sungai Indragiri yakni 5, 13 meter. Bahkan, dibandingkan hari sebelumnya, mengalami surut mencapai 13 cm. Ketinggian air Sungai Indragiri saat ini sebutnya, masih terpengaruh kiriman dari bagian hulu. Karena, intensitas curah hujan di Kabupaten Inhu tidak tinggi di awal bulan November ini.
Namun demikian sambungnya, kepada warga yang berdomisili di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) diharapkan terus waspada dari berbagai kemungkinan kondisi terburuk. “Terjadinya banjir di Sungai Indragiri biasanya disebabkan oleh kiriman dari bagian hulu dan curah hujan tinggi dibagian hilir,” beber Mulyadi.
Siak Siaga Banjir dan Karhutla
Pemkab Siak melalui BPBD telah menggelar Apel Siaga Banjir dan Karhutla pada Oktober lalu bersama TNI, Polri, dan perusahaan yang ada di wilayah Kabupaten Siak. Apel itu sekaligus meminta dukungan perusahaan apabila terjadi banjir di sekitar wilayah perusahaan supaya berperan aktif membantu pemerintah dan masyarakat dalam mengatasinya.
Demikian dikatakan Kalaksa BPBD Siak H Heriyanto SH. Pada momentum itu, dilakukan juga pengecekan sarana prasarana (sarpras), berupa tenda, listrik darurat, lampu, perahu karet, dan lainnya. Kecamatan yang rawan banjir adalah Sabak Auh, Bungaraya, Sungai Apit, Mempura, Koto Gasib, Tualang, Minas, dan Kandis.
Penyebabnya kanal atau suak dan parit tak dapat menampung debit air dari tingginya intensitas hujan, atau meluapnya anak sungai. “OPD terkait memiliki tugas itu dan selalu berperan menjelang musim hujan. Demikian juga diharapkan perusahaan melalui CSR,” terang Heriyanto.
Ketika kanal, suak dan parit dibersihkan, kemungkinan banjir dapat dicegah. Dan hal itu perlu kolaborasi, karena biayanya memang tidak sedikit. Heriyanto memang berharap wilayah langganan banjir dapat mempersiapkan diri dengan cara melakukan pencegahan, bekerja sama dengan OPD dan perusahaan terdekat.Mencegah jauh lebih lebih baik daripada mengatasi, karena besar dampaknya bagi masyarakat dan kehidupan di Siak.((***)
Sumber: Riaupos
Komentar Anda :