Petugas Pos Pengamatan Gunung Marapi, Ahmad Rifandi menjelaskan, kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan condong ke arah timur laut.

"Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,3 mm dan durasi lebih kurang 47 detik," katanya dilansir bisnis.com, Kamis (11/7/2024).

Saat ini, Gunung Marapi berada pada Status Level II (Waspada). Masyarakat di sekitar Gunung Marapi serta pendaki dan wisatawan diimbau tidak memasuki wilayah radius 3 km dari pusat aktivitas kawah Verbeek.

Sementara itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga memberikan peringatan kepada masyarakat yang bermukim di sekitar lembah atau bantaran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi untuk mewaspadai potensi bahaya lahar, terutama di musim hujan.

PVMBG mengingatkan masyarakat untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut jika terjadi hujan abu guna menghindari gangguan pernapasan (ISPA).

Seorang warga, Roni mengungkapkan, erupsi Gunung Marapi terlihat jelas karena cuaca cerah.

"Semenjak status level Gunung Marapi turun dari Siaga ke Waspada, ada beberapa kali erupsi terjadi," ujarnya.

Meski begitu, Roni menambahkan, belum ada hujan abu di wilayah tempat tinggalnya meskipun semburan abu vulkanik mencapai 1.000 meter.

Erupsi ini menambah catatan aktivitas vulkanik Gunung Marapi, yang tetap menjadi perhatian bagi warga dan pihak berwenang di Sumbar.(***)

Sumber: halloriau