Riau12.com-JAKARTA – Indonesia pertamakali tampil pada pekan olahraga mahasiswa se-dunia atau Universiade sejak pertama kali digelar pada 1959 di Turin, Italia. Sejak tampil, Indonesia tercatat tidak pernah meraih emas sampai 2009.
Atlet mahasiswa Indonesia baru ”pecah telur” medali emas saat tampil di Universiade Shenzhen, China, 2011. Pada saat itu, angkat besi menyumbangkan dua emas dan satu perak, sementara satu emas dan dua perunggu diraih tim bulu tangkis Indonesia.
Seiring dengan waktu, prestasi atlet mahasiswa Indonesia mulai bangkit. Pada saat Universiade yang berganti dengan nama International University Sports Federation (FISU) Summer World University Games ke-31 di Chengdu, China, pada 28 Juli hingga 8 Agustus 2023, Kontingen Indonesia yang dipimpin Del Asri mampu menempati peringkat ke-15 dengan mengoleksi empat medali emas dan tiga medali perak. Mencatat perolehan medali terbesar sepanjang 64 tahun keikutsertaan.
Lima mahasiswa Indonesia yang berhasil mengukir prestasi pada ajang ini yakni Nandhira Mauriskha, yang meraih dua medali emas (Women's Jianshu/jurus pedang) dan Women's Changquan (jurus tangan kosong). Selanjutnya, dua medali emas lainnya dipersembahkan oleh Tharisa Dea Florentina (Women's Sanda 52 kg) dan Laksamana Pandu Pratama (Men's Sanda 52 kg). Dan, Edgar Xavier Marvelo meraih dua medali perak (Men's Daoshu/jurus pedang dan Men's Changquan/jurus tangan kosong) serta Bintang Reindra Nada Guitara yang meraih medali perak (Men's Sanda 60kg).
Prestasi atlet mahasiswa Indonesia pun semakin berkibar tatkala Indonesia menjadi tuan rumah Indonesia ASEAN University Games (AUG) 2024. Di AUG yang berlangsung di Surabaya dan Malang, Jawa Timur, 25 Juni hingga 6 Juli 2024 itu, Kontingen Merah Putih sukses menjadi juara umum dengan mengoleksi total 296 medali, terdiri dari 126 medali emas, 99 medali perak, dan 71 medali perunggu.
Saat itu, Del Astri yang menjabat Ketua Kontingen Indonesia menyebut Kontingen Mahasiswa Indonesia telah membuat sejarah baru, yakni menjadi juara umum dengan raihan medali terbanyak sepanjang sejarah penyelenggaraan AUG. Sebelumnya, rekor tersebut dipegang oleh Thailand yang menjadi juara umum pada AUG 2022 Ubon Rachathani dengan perolehan 109 medali emas. Bahkan, Del Asri menyebut prestasi ini menyempurnakan prestasi Kontingen Mahasiswa Indonesia di FISU World University Games 2023 lalu.
Kini, sejarah hitam menerpa dunia olahraga Indonesia. Sebanyak 28 atlet dari delapan cabang olahraga yang sudah dipersiapkan tidak bisa tampil pada International University Sports Federation (FISU) Summer World University Games ke-32 di Ruhr, Jerman, 16-27 Juli 2025.
Miris. Kontingen Mahasiswa Indonesia yang biasanya dibiayai Kementerian Pendidikan Tinggi Sain dan Teknologi (Kemendikti Saintek) tidak bisa berangkat. Padahal, biaya yang dibutuhkan untuk memberangkatkan Kontfingen Mahasiswa Indonesia berkekuatan 28 atlet tersebut hanya Rp5 miliar.
“Ya, Kontingen Mahasiswa Indonesia untuk pertama kali tidak tampil di FISU. Kalau tidak salah ada 28 atlet dari 8 cabang olahraga dan biayanya hanya Rp5 miliar. Katanya sih tidak ada anggaran dari Kemendikti Saintek,” kata salah satu sumber yang enggan disebut jatidirinya.
Del Asri yang menjabat sebagai Kabid Binpres Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia (Bapomi) saat dihubungi Selasa (8/7/2025), membantah batalnya pengiriman Kontingen Mahasiswa Indonesia akibat tidak adanya dana. Alasannya, Indonesia terlambat mendaftar ke FISU yang sudah menjadi agenda dua tahunan tersebut.
“Kita tidak bisa tampil karena terlambat mendaftar. Tahap pertama dan kedua sudah hanya tahap ketiga. Panitia FISU tidak mau menerima pendaftaran Indonesia. Mereka sangat ketat. Di FISU 2023, kita juga terlambat tetapi panitianya masih memberikan toleransi terhadap Indonesia,” jelasnya.
Ketika didesak terkait dana, Del Asri hanya menjawab,”Soal dana kita tidak ada masalah karena Kemenpora juga sudah mau memberikan bantuan. Sekali lagi ini masalah keterlambatan pendaftaran.” (***)
Sumber: Goriau
Komentar Anda :