www.riau12.com
Jum'at, 08-08-2025 | Jam Digital
11:13 WIB - Terbesar di Indonesia, Provinsi Riau Segera Miliki Depot Arsip Khazanah Budaya Melayu yang Dibangun di Pekanbaru | 11:10 WIB - OpenAI Perkenalkan GPT-5, Model AI Paling Cerdas Setara Pakar PhD | 10:27 WIB - Setelah Lalui Renovasi Intensif, Sekolah Rakyat Menengah Atas Untuk Anak Miskin Akan Diluncurkan 15 Agustus Nanti | 10:26 WIB - Ajarkan Agama Sesat yang Menyimpang dari Aqidah Islam, Enam Orang Diamankan Polisi | 10:23 WIB - Hadirkan Narasumber dari Malaysia, Brunei Darussalam, dan Thailand, Uniks Sukses Gelar Seminar Internasional | 10:20 WIB - Melalui Program PTSL Tahun 2025, BPN Rohil Targetkan 1.120 Bidang Tanah Tersertifikasi
 
Ditopang Komoditas Nonmigas dan Permintaan Tiongkok, Ekspor Riau Naik 20 Persen Hingga Mei 2025
Rabu, 02-07-2025 - 09:53:31 WIB

TERKAIT:
   
 

Riau12.com-PEKANBARU – Provinsi Riau mencatat kinerja ekspor yang solid sepanjang lima bulan pertama tahun 2025. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, nilai ekspor Januari–Mei 2025 mencapai 8,14 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau naik 20,81 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 6,73 miliar dolar AS.
Peningkatan ini didorong melonjaknya ekspor nonmigas yang tumbuh 26,53 persen dari 5,96 miliar dolar AS menjadi 7,55 miliar dolar AS. Sementara itu, ekspor sektor migas justru menurun 23,43 persen dari 771,98 juta dolar AS menjadi 591,11 juta dolar AS. Penurunan terjadi akibat turunnya nilai ekspor industri pengolahan hasil minyak sebesar 30,21 persen dan minyak mentah sebesar 1,24 persen.

"Komponen nonmigas tetap menjadi pendorong utama ekspor Riau di tengah volatilitas sektor energi global. Ini mengindikasikan semakin kuatnya diversifikasi ekspor dan peningkatan daya saing komoditas olahan dari sektor pertanian dan industri kimia,” ujar Kepala BPS Riau, Asep Riyadi, di Aula Lantai 3 BPS Provinsi Riau, Selasa (1/7/2025).
Dari sepuluh komoditas utama penyumbang ekspor nonmigas, sebagian besar mencatatkan peningkatan nilai dibandingkan periode Januari–Mei 2024. Komoditas lemak dan minyak hewan/nabati menjadi penyumbang terbesar dengan nilai ekspor 1,25 miliar dolar AS, tumbuh 43,38 persen secara tahunan.

Selain itu, ekspor berbagai produk kimia juga melonjak signifikan sebesar 49,93 persen menjadi 323,09 juta dolar AS. Komoditas bahan kimia organik mencatatkan kenaikan tertinggi secara persentase, yaitu 67,50 persen dengan nilai 104,44 juta dolar AS.
“Tren ekspor menunjukkan mulai bergesernya dominasi dari komoditas primer ke produk turunan yang memiliki nilai tambah lebih tinggi,” kata Asep.

Komoditas lain yang juga menunjukkan kinerja ekspor positif antara lain kertas dan karton (naik 7,19 persen), buah-buahan (naik 81,85 persen), bubur kayu atau pulp (naik 2,79 persen), bahan-bahan nabati (naik 17,45 persen), makanan olahan (naik 14,66 persen), serta serat stapel buatan (naik 1,81 persen).

Di sisi lain, satu-satunya komoditas utama yang mengalami penurunan tajam adalah ampas dan sisa industri makanan, yang anjlok 74,61 persen menjadi 218,05 juta dolar AS.
Secara keseluruhan, sepuluh kelompok barang ekspor utama tersebut menyumbang 99,21 persen terhadap total ekspor nonmigas Riau, dengan pertumbuhan gabungan sebesar 27 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Tiongkok Masih Tujuan Utama

Dari sisi negara tujuan, Tiongkok tetap menjadi mitra dagang terbesar Riau dengan kontribusi ekspor mencapai 1,26 miliar dolar AS atau 16,75 persen dari total ekspor nonmigas Januari–Mei 2025. Disusul India dengan 653,31 juta dolar AS (8,65 persen) dan Malaysia sebesar 636,20 juta dolar AS (8,43 persen).


Kawasan ASEAN dan Uni Eropa juga berperan signifikan dalam perdagangan Riau. Ekspor ke ASEAN mencapai 1,42 miliar dolar AS atau naik 45,24 persen, sementara ke Uni Eropa meningkat 2,92 persen menjadi 1,01 miliar dolar AS.
“Khusus ke Tiongkok, peningkatan nilai ekspor mencapai 20,97 persen dibanding tahun lalu. Bahkan ke Bangladesh, pertumbuhannya sangat tinggi mencapai 137,71 persen,” ujar Asep.

Sementara itu, ekspor ke India justru menurun 5,25 persen menjadi 617,11 juta dolar AS, dan ke Amerika Serikat turun 1,57 persen menjadi 374,50 juta dolar AS.
Untuk bulan Mei saja, nilai ekspor Riau mencapai 1,63 miliar dolar AS, tumbuh 24 persen dibandingkan Mei tahun lalu. Ekspor nonmigas pada bulan tersebut meningkat lebih tinggi lagi, yakni sebesar 31,75 persen menjadi 1,54 miliar dolar AS.

Impor Turun, Neraca Perdagangan SurplusDi tengah lonjakan ekspor, nilai impor Riau justru mengalami penurunan. Total nilai impor Januari–Mei 2025 tercatat sebesar 676,11 juta dolar AS, turun 16,51 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Impor nonmigas yang mendominasi juga turun 12,38 persen menjadi 630,44 juta dolar AS.
Penurunan terjadi terutama pada barang konsumsi yang anjlok 67,70 persen menjadi 23,05 juta dolar AS. Barang modal turun 66,61 persen menjadi 40,87 juta dolar AS, dan bahan baku atau penolong sedikit menurun 0,63 persen menjadi 612,19 juta dolar AS.
Beberapa komoditas impor yang turun drastis antara lain mesin/pesawat mekanik yang nilainya berkurang hingga 57,99 persen menjadi 86,41 juta dolar AS. Namun, komoditas bubur kayu atau pulp mengalami peningkatan tertinggi, yaitu 79,22 persen menjadi 35,15 juta dolar AS.

Negara pemasok terbesar impor nonmigas ke Riau adalah Tiongkok (109,22 juta dolar AS), Kanada (96,21 juta dolar AS), dan Vietnam (77,04 juta dolar AS). Sementara itu, kawasan ASEAN dan Uni Eropa masing-masing menyumbang 30,77 persen dan 12,99 persen terhadap total impor nonmigas.

Dengan kinerja ekspor yang melesat dan impor yang terkendali, neraca perdagangan Riau pada Januari–Mei 2025 berada dalam posisi surplus. Secara nasional, Indonesia mencatat surplus perdagangan sebesar 7,46 miliar dolar AS, yang terdiri dari surplus nonmigas sebesar 6,92 miliar dolar AS dan migas sebesar 540 juta dolar AS.
Kinerja ekspor nonmigas Riau yang terus menguat memperkuat argumen pentingnya pengembangan industri hilirisasi di sektor pertanian dan kehutanan. Analis ekonomi daerah mendorong pemerintah provinsi untuk memperkuat infrastruktur logistik dan kebijakan insentif yang mendukung nilai tambah produk lokal.

“Kita melihat peluang besar dalam diversifikasi ekspor dan penguatan industri pengolahan, terutama di bidang produk turunan kelapa sawit dan industri kimia,” ujar Asep.

Jika tren ini dapat dipertahankan, Riau berpeluang memperluas pasar ekspor dan memperkuat struktur ekonomi daerah yang lebih tahan terhadap fluktuasi komoditas global.(***)

Sumber: Goriau 




 
Berita Lainnya :
  • Ditopang Komoditas Nonmigas dan Permintaan Tiongkok, Ekspor Riau Naik 20 Persen Hingga Mei 2025
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    9 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved