Nonton DWP JlExpo Kemayoran, WN Malaysia Diperas Ditresnarkoba Polda Metro Jaya, Diminta Uang 9 Juta Ringgit atau Rp 32 Miliar
Riau12.com- Heboh beredar di media sosial (medos), sekitar 400 penonton Djakarta Warehouse Project (DWP) di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat dikabarkan jadi korban pemerasan Anggota Ditresnarkoba Polda Metro Jaya.
Para korban yang berasal dari Malaysia ini diduga diminta uang mencapai 9 juta ringgit Malaysia atau sekitar Rp 32 miliar.
Pemerasan ini menggunakan modus tes urine. Bahkan ada WNA yang dikabarkan sempat ditahan paspornya.
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro tidak banyak bicara mengenai kasus ini. Dia meminta kasus ini ditanyakan ke Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya.
"Koordinasi Narkoba Polda," kata Susatyo.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi mengatakan, pihaknya sedang menyelidiki kasus ini. Bid Propam Polda Metro Jaya telah dikerahkan untuk melakukan penyelidikan.
“Polda Metro Jaya saat ini sedang melakukan pendalaman oleh Bid Propam,” ujar Ade.
Dia memastikan, Bid Propam akan mengambil langkah tegas bila ada anggota yang melakukan pelanggaran.
“Polda Metro Jaya tidak pandang bulu terhadap siapapun pelakunya dan pasti akan memproses sesuai Peraturan perundang-undangan yang berlaku secara proporsional dan profesional,” pungkas Ade Ary.
Sebelumnya beredar kabar sejumlah penonton DWP 2024 ditangkap polisi lalu mengalami pemerasan.
Satu di antara akun yang menyebarkan kabar ini adalah pemilik akun X @Twt_Rave yang menyebar beberapa konten berisi pemboikotan terhadap DWP.
“DWP 2024. 400++ Malaysian di pau polisi Indonesia,” bentuk tulisan pada gambar yang diunggah @Twt_Rave.
“DWP 2024. RM 9 Juta duit pau terkumpul,” tulis pada gambar yang diunggah pada akun yang sama.
“DWP 2024. Checkout hotel pun polisi tunggu,” tulis pada gambar yang lain.
Akun tersebut menyebutkan, pengalaman serupa juga dialami oleh WNA asal Singapura dan Thailand.
Pengalaman lain juga diceritakan pemilik akun Instagram @ez.rawr yang berkomentar pada salah satu unggahan Instagram @djakartawarehouseproject.
“Ada dua polisi yang menyamar menatap temanku dan aku selama 15 menit, ketika kami mabuk. Kami melihat kembali mereka setelah kami menyadari bahwa mereka adalah UC (undercover),” tulis @ez.rawr menggunakan bahasa Inggris.
Sekira beberapa menit kemudian, petugas kepolisian yang tengah menyamar itu disebut pergi meninggalkan dia dan temannya.
“Mereka pergi untuk menghentikan pasangan lain secara ACAK, tanpa alasan, dan membawa mereka keluar. (Sedangkan) lima dari mereka (polisi) mengawal,” ujar dia.
“Tidak akan pernah lagi. Merasa sangat tidak aman setelah mendengar cerita negatif tetapi meminta suap. Mengerikan. Tidak akan pernah kembali ke DWP dan saya akan pergi ke sebuah festival di Thailand sebagai gantinya,” tambahnya.(***)
Sumber: Riaupos
Komentar Anda :