Riau12.com-JAKARTA – Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) mendorong strategi hilirisasi komoditas unggulan dan penguatan sektor pariwisata di wilayah perbatasan negara. Langkah ini ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelaku UMKM yang berada di sekitar Pos Lintas Batas Negara (PLBN).
Deputi Pengelolaan Potensi Kawasan Perbatasan BNPP, Irjen Pol Edfrie R Maith, menjelaskan bahwa penguatan ekonomi difokuskan di 11 wilayah PLBN aktif yang menjadi pintu ekspor-impor ke negara tetangga seperti Malaysia, Timor Leste, dan Papua Nugini.
“Kami ingin industri pengolahan tumbuh langsung di perbatasan. Banyak komoditas dari pertanian dan perikanan yang bisa diolah agar memiliki nilai tambah,” ujar Maith, Sabtu (17/5/2025), di Jakarta.
Ia menekankan pentingnya hilirisasi untuk menciptakan lapangan kerja dan memperkuat industri lokal. Namun, Maith juga mengingatkan bahwa hilirisasi membutuhkan infrastruktur yang memadai dan dukungan investasi.
“Menjual bahan baku memang cepat menghasilkan, tapi kita jadi sangat tergantung pasar. Kita butuh hilirisasi agar ekonomi masyarakat perbatasan lebih tahan banting,” jelasnya.
Sebagai contoh, ia menyebut kebutuhan pengolahan pakan ternak di Bengkayang, Kalimantan Barat, yang dinilai potensial dikembangkan dari hasil pertanian lokal.
Selain sektor industri, BNPP juga mengembangkan potensi wisata berbasis budaya dan kearifan lokal, dengan menyiapkan konektivitas, amenitas, hingga strategi promosi bersama komunitas lokal dan media sosial.
“Ketika akses sudah terbangun, tinggal dikombinasikan dengan atraksi budaya seperti Pekan Gawai Dayak di Kalimantan atau kegiatan keagamaan di Nusa Tenggara Timur,” urainya.
Data BNPP mencatat pertumbuhan ekspor dari kawasan perbatasan terus menunjukkan tren positif. Di PLBN Entikong, Kabupaten Sanggau, ekspor komoditas pertanian dan perikanan mencapai Rp49,2 miliar sepanjang 2024.
Sementara itu, PLBN Badau mencatat nilai ekspor UMKM sebesar Rp12,3 miliar, didominasi produk olahan ikan, buah, dan kerajinan. Di PLBN Aruk, ekspor perikanan mencapai Rp15,9 miliar dan pertanian Rp4,6 miliar.
Komoditas unggulan ekspor antara lain udang dogol, ikan tenggiri, durian, arang, dan daun keratom. Selain itu, minyak sawit mentah dan sarang burung walet tetap menjadi primadona pasar luar negeri. (***)
Sumber: Goriau
Komentar Anda :