Bank Indonesia Catat Arus Keluar Modal Asing, Rupiah Melemah ke Rp16.735/USD Senin, 29/09/2025 | 10:49
Riau12.com-JAKARTA — Pasar keuangan Indonesia kembali diguncang arahan keluar modal asing yang signifikan. Bank Indonesia (BI) mencatat, sepanjang 22–25 September 2025, terjadi aliran keluar mencapai Rp2,71 triliun dari berbagai instrumen, menambah tekanan terhadap stabilitas finansial domestik.
Penyebab Arus Keluar Modal
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa arus keluar didorong oleh pelepasan Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp2,16 triliun dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp5,06 triliun.
Meski demikian, investor asing masih mencatatkan pembelian bersih Rp4,51 triliun di pasar saham, sehingga sebagian tekanan terserap oleh instrumen ekuitas. Secara akumulatif sepanjang 2025, nonresiden tercatat jual bersih Rp51,34 triliun di pasar saham, Rp128,85 triliun di SRBI, dan beli bersih Rp36,25 triliun di pasar SBN.
Dampak Terhadap Rupiah dan Yield
Kondisi ini berdampak pada nilai tukar rupiah yang menutup perdagangan di level Rp16.735 per dolar AS pada Kamis (25/9/2025). Rupiah dibuka lebih lemah di Rp16.750 per dolar sehari setelahnya. Sementara itu, yield SBN tenor 10 tahun naik ke 6,43 persen, mencerminkan tekanan di pasar obligasi pemerintah.
Indikator Risiko Meningkat
Indikator risiko investasi Indonesia juga memburuk. Premi Credit Default Swaps (CDS) tenor lima tahun naik ke 83,18 basis poin, lebih tinggi dibanding posisi pekan sebelumnya 69,59 bps, menandakan kekhawatiran pasar terhadap stabilitas keuangan domestik semakin meningkat.
Respons Bank Indonesia
BI menyebut akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk menjaga ketahanan eksternal. Namun, derasnya arus keluar modal asing menandakan pasar keuangan Indonesia masih rentan terhadap tekanan global, khususnya dari penguatan indeks dolar dan kenaikan yield US Treasury.
“Pasar keuangan domestik saat ini menghadapi tantangan dari arus modal global, dan kami akan terus bekerja sama dengan semua pihak untuk menjaga stabilitas pasar,” ujar Ramdan Denny Prakoso.