Akui Rekayasa Untuk Jatuhkan Pirdaus, Perempuan di Kampar Cabut Laporan terhadap Anggota DPRD Selasa, 05/08/2025 | 09:23
Riau12.com-PEKANBARU – Seorang perempuan berinisial A akhirnya mencabut laporannya di Badan Kehormatan (BK) DPRD terhadap anggota fraksi Nasdem DPRD Kampar bernama Pirdaus.
Dalam laporan ke BK itu, Pirdaus dituduh telah menghamili dan menyuruhnya menggugurkan kandungan. Dalam pengakuannya, A menyatakan bahwa tuduhan tersebut adalah skenario yang sengaja diciptakan untuk menjatuhkan citra Pirdaus.
"Saya salah. Saya telah dijebak oleh orang-orang yang ingin menjatuhkan Pak Pirdaus," ujar A, Senin (4/8/2025) ditemui di kantor DPW Nasdem Riau.
A menyebutkan, narasi tentang kehamilan dan aborsi itu muncul atas pesanan tertentu yang berkaitan dengan ambisi politik seseorang dan ia merasa diperalat oleh oknum-oknum tersebut yang bertujuan untuk menggoyang posisi Pirdaus sebagai wakil rakyat dari Partai NasDem.
Menurut A, ia mengenal Pirdaus melalui aplikasi percakapan MiChat. Hubungan mereka, kata A, tidak lebih dari teman biasa. Namun, ia membenarkan bahwa mereka sempat berswafoto berdua dan Pirdaus pernah membantu menyelesaikan masalah keuangan pribadinya terkait pinjaman online. Pertemanan itu, lanjut A, sudah terjalin sejak sebelum Pirdaus menjabat sebagai anggota DPRD Kampar.
Permasalahan ini kemudian mencuat ke publik setelah A sendiri membuat laporan ke Badan Kehormatan (BK) DPRD Kampar pada Mei 2025, sekitar 10 bulan setelah Pirdaus dilantik pada 27 Agustus 2024. Laporan itu juga sampai ke internal Partai NasDem.
Namun, dalam penjelasannya, A mengaku laporan tersebut dibuat bukan atas kehendaknya sendiri. Ia mengaku terhasut oleh seseorang berinisial M, yang menghubunginya melalui telepon dan memintanya menceritakan masalah pribadi.
“Cerita saya hamil dan menggugurkan kandungan itu semua disusun oleh M,” kata A.
M bahkan membawa seorang pengacara bernama Firdaus kebetulan namanya mirip dengan Pirdaus untuk memperkuat skenario tersebut. Narasi fiktif itu kemudian disebarkan melalui akun TikTok milik M, dan digunakan untuk memeras Pirdaus. A mengaku ikut dalam drama yang diciptakan tersebut, termasuk berpura-pura sebagai korban.
Meski sadar telah menyesatkan publik, A tidak menampik telah menerima sejumlah uang dari drama tersebut. Ia mengaku mendapatkan Rp40 juta dari total janji Rp50 juta, serta uang pangkal Rp25 juta (yang ia terima Rp20 juta) dari seseorang berinisial Y yang mengaku sebagai aktivis perempuan. Uang itu, menurut A, juga berasal dari pihak yang memiliki kepentingan politik untuk menggantikan posisi Pirdaus.
"Uang itu katanya untuk membantu saya, tapi ternyata bagian dari skenario," ungkapnya.
A pun menyadari bahwa tindakannya telah mencoreng nama baik Pirdaus sebagai anggota dewan dan kader Partai NasDem. Ia menyatakan ingin menyelesaikan persoalan ini secara terbuka dan mengembalikan nama baik Pirdaus.
"Tak ada apa-apa. Kami cuma selfie berdua. Tapi saya disuruh mengikuti narasi itu," tegasnya.
Sebagai bentuk permintaan maaf, A telah mencabut laporan di BK DPRD Kampar dan mendatangi Kantor DPW Partai dan iapun berencana menemui Pirdaus untuk meminta maaf.(***)