Karhutla Membara di Riau, 6 Helikopter Water Bombing Dikerahkan, 10 Ribu Ton Garam Disemai Sabtu, 26/07/2025 | 15:40
Riau12.com-PEKANBARU – Upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau terus digencarkan di tengah musim kemarau yang belum menunjukkan tanda-tanda berakhir.
Seiring meningkatnya jumlah titik api, pemerintah memperkuat armada pemadam udara dengan mengerahkan lima unit helikopter water bombing, dan satu unit tambahan dijadwalkan tiba pada Senin mendatang.
Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Marsma TNI Abdul Haris, menjelaskan bahwa penambahan armada helikopter dilakukan secara bertahap karena keterbatasan awal dalam jumlah alat utama sistem senjata (alutsista).
"Awalnya hanya dua helikopter yang tersedia. Tapi karena kondisi makin parah, sekarang sudah ada lima heli water bombing yang aktif beroperasi, dan satu lagi akan datang Senin depan," kata Abdul Haris, Sabtu (26/7/2025).
Ia menambahkan, operasi pemadaman dari udara hanya dapat dilakukan pada siang hari karena faktor visibilitas yang rendah di malam hari.
"Heli ini hanya bisa beroperasi saat siang. Jadi kita bekerja dalam keterbatasan waktu untuk menjangkau lokasi-lokasi kebakaran," jelasnya.
Helikopter-helikopter tersebut fokus memadamkan titik-titik api yang terus bermunculan di sejumlah kabupaten dan wilayah gambut yang sulit dijangkau dari darat. Selain itu, tim gabungan TNI, BPBD, dan relawan juga berjibaku melakukan pemadaman darat di titik-titik rawan.
Di sisi lain, upaya mempercepat turunnya hujan juga dilakukan lewat Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang digalakkan sejak awal bulan. Hingga akhir Juli ini, tercatat lebih dari 10 ribu ton garam dapur telah disemai ke udara untuk menstimulasi hujan.
“Satu sorti penerbangan bisa membawa 800 kilogram hingga satu ton garam, tergantung kondisi cuaca dan jenis pesawat,” ujar Abdul Haris.
Penyemaian dilakukan di daerah yang terdeteksi memiliki potensi pertumbuhan awan. Titik penyemaian diprioritaskan di kawasan yang mengalami kekeringan ekstrem dan konsentrasi titik api tinggi.
Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru bersama TNI, BPBD, dan sejumlah instansi terkait terus memaksimalkan seluruh sumber daya yang ada dalam upaya penanggulangan Karhutla. Koordinasi lintas lembaga dilakukan secara intensif, mengingat kemarau panjang diperkirakan masih akan berlangsung hingga beberapa bulan ke depan.
"Potensi kemarau panjang masih tinggi. Karena itu, semua upaya harus dimaksimalkan, dari udara maupun darat," pungkas Marsma Abdul Haris dikutip dari pekanbaru.
Sementara itu, masyarakat diimbau untuk tidak melakukan pembakaran lahan atau membuka lahan dengan cara membakar, mengingat kondisi cuaca yang sangat kering dan mudah memicu kebakaran hebat. (***)