Dokter Sebut Diabetes Sebagai "Mother of All Diseases", Lebih Banyak Serang Masyarakat Perkotaan Kamis, 24/07/2025 | 14:23
JAKARTA -Riau12.com-- Kehidupan serba cepat dan konsumsi gula berlebih yang marak di kota-kota besar seperti Jakarta diam-diam meningkatkan risiko penyakit diabetes melitus. Penyakit ini terjadi saat kadar gula darah melonjak akibat gangguan hormon insulin.
Bahkan ahli mengatakan, diabetes adalah 'mother of all diseases' (akan diikuti oleh penyakit lain). Gejalanya penyakit penyakit diabetes melitus sering kali tidak terasa. Makanya deteksi dini sangat penting agar diabetes bisa dicegah sebelum berkembang menjadi lebih serius. Fahami pemicunya dan lakukan deteksi dini.
Umumnya masyarakat perkotaanlah lebih banyak menderita penyakit guga (diabtes) ini. Penyebabnya, kehidupan serba cepat dan konsumsi gula berlebih yang marak di kota-kota besar. Penyakit ini terjadi saat kadar gula darah melonjak akibat gangguan hormon insulin.
Itulah gambaran sederhana penyakit gula darah menurut dokter Herry Nursetiyanto SpPD-KEMD FINASIM. Dikatakannya, banyak orang tidak menyadari bahwa mereka sudah berada dalam tahap pradiabetes atau bahkan diabetes.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik dan Diabetes di Mayapada Hospital Jakarta Selatan ini menjelaskan, berbagai faktor pemicu diabates ini.
"Faktor utama penyebab diabetes adalah gaya hidup seperti pola makan tinggi gula, konsumsi nasi putih berlebihan, kurang aktivitas fisik, hingga obesitas dan berisiko diabetes tipe 2. Selain itu, faktor stres kronis dan kurang tidur juga bisa mengganggu keseimbangan gula darah dan hormon yang memengaruhi sistem metabolik," jelas dr Herry.
Itulah gambaran sederhana penyakit gula darah menurut dokter Herry Nursetiyanto SpPD-KEMD FINASIM. Dikatakannya, banyak orang tidak menyadari bahwa mereka sudah berada dalam tahap pradiabetes atau bahkan diabetes.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin, Metabolik dan Diabetes di Mayapada Hospital Jakarta Selatan ini menjelaskan, berbagai faktor pemicu diabates ini.
"Faktor utama penyebab diabetes adalah gaya hidup seperti pola makan tinggi gula, konsumsi nasi putih berlebihan, kurang aktivitas fisik, hingga obesitas dan berisiko diabetes tipe 2. Selain itu, faktor stres kronis dan kurang tidur juga bisa mengganggu keseimbangan gula darah dan hormon yang memengaruhi sistem metabolik," jelas dr Herry.
Ia juga menambahkan bahwa faktor genetik turut berperan. "Seseorang dengan riwayat keluarga diabetes, memiliki risiko tinggi hingga 2–6 kali lipat. Bahkan, diabetes dapat muncul di usia muda, dan risikonya akan semakin tinggi seiring bertambahnya usia," tambahnya.
Dipaparkannya, fase awal prediabetes, di mana kadar gula darah puasa sudah di atas normal tetapi belum dikatakan diabetes. Tentu, ada risiko berkembang menjadi diabetes tipe 2. Seseorang dikatakan prediabetes jika hasil HbA1c (rata-rata gula darah 3 bulan terakhir) berada di antara 5,7 persen hingga 6,4 persen, atau gula darah puasa (GDP) berkisar 100–125 mg/dL. Kemudian bisa berlanjut ke fase diabetes bila HbA1c ≥ 6,5 persen atau GDP ≥ 126 mg/dL," jelasnya.
Makanya perlu pengendalian cepat gula darah. Jika tidak dicegah dan dikendalikan dengan baik, berbagai faktor penyebab dapat memicu kondisi yang lebih serius. "Diabetes itu mother of all diseases, artinya akan ada risiko penyakit lain, seperti serangan jantung, stroke, gagal ginjal kronis, gangguan penglihatan hingga kebutaan, serta luka yang sulit sembuh yang bisa berujung pada amputasi," ungkap dr Herry.
Oleh karena itu, penting untuk segera mencegah diabetes sejak dini, yaitu menjaga kadar gula darah melalui pemeriksaan rutin.(***)