Langgar Aturan FFP, UEFA Denda Chelsea Rp 1,5 Triliun Sabtu, 05/07/2025 | 08:21
LONDON-Riau12.com - UEFA menjatuhkan denda sebesar € 80 juta atau setara Rp 1,5 triliun kepada Chelsea karena melanggar aturan financial fair play (FFP).
Klub yang kini dilatih Enzo Maresca dikenai denda €80 juta dan € 20 juta bersifat tanpa syarat. Selain itu, The Blues harus segera membayar denda tambahan € 11 juta karena rasio biaya skuad mereka melebihi batas 80% untuk tahun 2024.
Sementara klub Italia AS Roma dijatuhi denda € 3 juta akibat pelanggaran yang sama. Sementara itu, dua klub besar Serie A lainnya, Inter Milan dan AC Milan, dinyatakan lolos dari sanksi setelah memenuhi target keuangan yang telah disepakati.
Dalam pernyataan resminya, UEFA menyebut bahwa Roma “sedikit melampaui target menengah yang ditetapkan untuk tahun keuangan yang berakhir pada 2024.” Klub berjuluk Giallorossi itu memang diketahui berada dalam situasi rawan menjelang tenggat waktu 30 Juni 2025, terutama jika gagal melakukan penjualan pemain secara signifikan di hari-hari terakhir.
Roma termasuk di antara 10 klub yang berada dalam pengawasan perjanjian penyelesaian keuangan UEFA. Namun, Inter dan Milan berhasil memenuhi semua target keuangan menengah dan terbebas dari sanksi.
Sanksi Lebih Berat untuk Klub Lain
Selain Roma, sejumlah klub top Eropa lainnya juga dijatuhi sanksi berat oleh UEFA karena pelanggaran FFP, khususnya terkait aturan pendapatan dan rasio biaya skuad.
Barcelona dijatuhi denda € 60 juta, dengan € 15 juta di antaranya bersifat tanpa syarat, serta akan menjalani perjanjian penyelesaian selama dua tahun. Sementara Aston Villa dikenai total € 20 juta denda, termasuk € 5 juta tanpa syarat dan € 6 juta akibat pelanggaran rasio biaya skuad. Klub ini akan menjalani pengawasan selama tiga tahun.
Klub lain yang turut dikenai sanksi UEFA antara lain FC Porto, Hajduk Split, dan Olympique Lyonnais, yang juga melanggar aturan pendapatan sepak bola UEFA.
Langkah UEFA ini menunjukkan komitmen mereka untuk menegakkan transparansi dan kestabilan keuangan dalam dunia sepak bola Eropa, di tengah meningkatnya tekanan pengeluaran dan pengelolaan keuangan klub-klub besar.(***)