Semester I 2025, PHR Regional 1 Sumatra Hadapi Tantangan Migas dengan Inovasi Teknologi Selasa, 01/07/2025 | 15:50
PEKANBARU-Riau12.com – Di tengah tekanan geopolitik global, fluktuasi harga minyak, dan cuaca ekstrem yang memengaruhi operasional, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Regional 1 Sumatra tetap optimis menghadapi semester pertama 2025.
Perusahaan ini menavigasi tantangan industri hulu migas dengan strategi adaptif dan terobosan teknologi guna menjaga keberlanjutan produksi.
Direktur Utama PHR Regional 1 Sumatra, Ruby Mulyawan, menyampaikan bahwa berbagai kendala operasional, terutama di wilayah Riau yang rawan hujan dan sambaran petir, berhasil diatasi melalui perbaikan infrastruktur dan modifikasi cuaca.
"Kami terus memperbaiki kinerja aset berbasis, menutup gap produksi dengan drilling sumur pengembangan, workover, dan teknologi baru," ujarnya.
PHR kini mengelola 93 lapangan migas. Sebanyak 18 lapangan telah menerapkan teknologi waterflood untuk mendongkrak produksi. Di sisi lain, pengembangan proyek steamflood di Lapangan Duri juga menunjukkan hasil positif.
Injeksi perdana di North Duri Development (NDD) Area 14 telah dimulai sejak Februari lalu sebagai bagian dari tahapan pengembangan jangka panjang.
Pada 2025, PHR juga berhasil menjalankan uji coba teknologi Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) dengan pendekatan Simple Surfactant Flood (SSF) di tiga lokasi—BLSO 075, BLSO 330, dan BLSO 353. Program ini akan dilanjutkan dengan injeksi alkaline surfactant polymer di Area A pada akhir tahun serta polymer injection di Area D Lapangan Minas.
"Beberapa inisiatif terbukti memberikan hasil positif, seperti proyek steamflood yang meningkatkan produksi 2.000–3.000 barel per hari dan SSF yang menyumbang tambahan 40–70 BOPD per pattern," kata Ruby.
Untuk jangka pendek, PHR memfokuskan perbaikan kanal, jalan akses, dan tanggul, serta peningkatan aktivitas pengeboran dan well service. Selain itu, pendekatan rekayasa berbasis data, penggunaan sumur horizontal, dan multi-stage fracturing turut diterapkan guna mengoptimalkan efisiensi di lapangan dengan kualitas reservoir rendah.
“Seluruh inisiatif ini berangkat dari semangat kolaborasi lintas fungsi dan pendekatan rekayasa yang kuat,” tambah Ruby. Ia menegaskan bahwa meskipun mayoritas aset sudah beroperasi lebih dari 70 tahun, PHR tetap konsisten berinovasi untuk memastikan keberlanjutan produksi.
PT Pertamina Hulu Rokan merupakan bagian dari Subholding Upstream Pertamina yang bertanggung jawab mengelola bisnis hulu migas di Regional 1 – Sumatra. Wilayah kerjanya membentang dari Aceh hingga Sumatra Selatan, menyumbang sepertiga dari total produksi minyak Subholding Upstream Pertamina.
Pada 2025, PHR merampungkan restrukturisasi organisasi yang mengintegrasikan Zona 1, Zona Rokan, dan Zona 4 ke dalam struktur Regional 1. Langkah ini bertujuan meningkatkan efisiensi operasional sekaligus memperkuat ketahanan energi nasional sesuai visi swasembada energi pemerintah.(***)