Tak Terpengaruh Ulasan Netizen, Rating Gunung Rinjani Lebih Tinggi Dibanding Hutan Amazon Brasil Senin, 30/06/2025 | 12:02
Riau12.com-- Berbuntut panjang. Kematian Juliana Marins menjadikan publik khususnya netizen di media sosial kini justru jadi saling serang.
Hal ini tak terlepas dari rating yang diberikan ke destinasi wisata pendakian Gunung Rinjani yang diulas netizen kemudian diberikan rating 1.
Tidak hanya rating saja, ulasan dalam google tersebut juga mendeskripsikan bagaimana masyarakat tidak disarankan untuk melakukan pendakian ke Gunung Rinjani.
Hal itu dikarenakan kasus tewasnya Juliana Marins. Sontak saja publik Indonesia dibikin kesal. Mereka kemudian membelas dengan turut memberikan rating 1 pada HUtan Amazon yang tak lain adalah destinasi wisata di Brasil.
Lalu, bagaimana kenyataannya rating kedua destinasi wisata tersebut ?
Ya, Netizen Indonesia Vs Netizen Brasil saling serang ulasan google imbas kematian pendaki Juliana Marins di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kekesalan netizen Indonesia bermula dari ulasan google rating bernilai satu bintang yang diberikan oleh netizen Brasil beberapa hari setelah kematian Juliana Marins pada Selasa (24/6/2025).
Dalam ulasan google, seseorang menyematkan foto Juliana Marins dan menghasut agar tidak ada yang berkunjung ke Gunung Rinjani.
“Akibat kelalaian, wanita muda ini meninggal saat sedang melakukan hal yang paling dicintainya. Jangan pergi ke tempat ini, mereka tidak peduli dengan hidupmu,” tulis seseorang di google ulasan.
“Saya hanya datang untuk mengingatkan bahwa kalian membiarkan seorang wanita Brasil mati secara perlahan, tanpa air dan makanan,” tulis ulasan lainnya.
Namun demikian komentar jelek itu tidak berpengaruh dengan rating total Gunung Rinjani yang masih memiliki 4,6 bintang.
Melihat rating jelek dari para fans Juliana Marins, netizen Indonesia kemudian merating jelek Hutan Amazon.
Diketahui Hutan Amazon adalah alam terpopuler yang dimiliki Brasil.
Para pemilik akun Google bernama Indonesia pun tanpa alasan jelas memberikan rating jelek terhadap Hutan Amazon.
Namun demikian rating total Hutan Amazon tetap bertengger di 4.0 bintang Google ulasan.
Donasi hingga Rp 1 miliar Lebih
Baru-baru ini publik dikjejutkan oleh berita kematian seorang pendaki asal Brasil, Juliana Marins, di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Juliana Marins jatuh ke jurang sedalam 600 meter, hingga menarik simpati warga Brasil.
Di tengah riuhnya upaya evakuasi jenazah Juliana Marins ternyata ada satu sosok yang sangat menonjol, yakni Abdul Haris Agam alias Agam Rinjani.
Saking kagumnya, netizen Brasil menyebutnya sebagai "Pahlawan Rinjani".
Keberanian Agam Rinjani pun membuahkan hasil, yaitu donasi dalam jumlah yang fantastis, sekitar Rp 1,3 miliar.
Namun, karena donasi ini pula, nama Agam Rinjani sedikit tercoreng.
Menurut Agam, donasi itu tidak akan digunakan untuk kepentingan pribadi.
Ia menyatakan, dana dari masyarakat Brasil akan dialokasikan untuk dua hal, yakni pembelian alat keselamatan dan program penanaman pohon di Gunung Rinjani.
“Uang yang nanti dikirim, kamu belikan alat untuk bisa lebih safety dan lain-lain, beli perlengkapan,” kata Agam dalam diskusi publik di Jakarta Selatan, Sabtu (28/6/2025).
“Untuk kebutuhan Rinjani, bagaimana supaya orang bisa mendaki aman dan nyaman,” tambahnya.
Agam juga berencana melibatkan seluruh tim relawan yang terlibat dalam proses evakuasi jenazah Juliana untuk penggunaan donasi ini.
Dikenal lewat akun Instagram @agam_rinjani, Abdul Haris Agam adalah seorang relawan pencarian dan penyelamatan (rescuer) yang aktif membantu evakuasi pendaki.
Ia menawarkan diri dalam misi penyelamatan Juliana Marins pada 21 Juni 2025 bersama Tim SAR, dan turut bermalam di tebing curam demi menyelamatkan jenazah.
“Kami menginap di pinggir tebing curam 590 meter bersama Juliana satu malam, dengan memasang ancor supaya tidak ikut meluncur lagi 300 meter,” tulis Agam dalam unggahannya.
Awalnya ia menolak donasi, namun akhirnya bersedia menerimanya demi kemanusiaan.
Ia pun berjanji akan membagi donasi itu dengan rekan-rekannya dan menjalankan program lingkungan.
Donasi dikumpulkan melalui platform voaa.me/agam, situs populer penggalangan dana di Brasil.
Hingga Jumat (27/6/2025) pukul 13.11 WITA, dana yang terkumpul mencapai:
Target awal: 350.000 real Brasil
Terkumpul: 451.226 real Brasil
Setara: ± Rp1.335.196.685 (kurs saat ini)
Gerakan ini bermula dari siaran langsung Agam saat proses evakuasi. Warga Brasil lalu secara mandiri memulai open donasi.
Bahkan, beberapa unggahan mencantumkan nomor rekening pribadi Agam lengkap dengan SWIFT code dan email-nya.
Donasi ini juga diperkuat dengan unggahan kolaborasi di Instagram Agam, mempertegas keterlibatan langsung sang rescuer.
Di balik pujian yang mengalir, muncul suara kecewa dari Tim SAR yang merasa proses evakuasi seolah-olah dilakukan Agam sendirian.
Salah satu anggota Tim SAR, Rio Pratama, mengunggah kritik terbuka melalui akun Instagram @riodansatyo.
"Jutaan orang bilang @agam_rinjani adalah pahlawan... Pertanyaan saya, apakah bisa Agam evakuasi sendiri? Apakah bisa Agam membawa dan mempersiapkan peralatan untuk evakuasi sendiri?" tulis Rio.
Rio mengklaim bahwa dirinya dan 22 anggota Tim SAR lainnya turut menarik tali dan menyuplai peralatan yang memungkinkan Agam turun ke jurang.
Ia bahkan memposting video proses evakuasi yang memperlihatkan peran banyak anggota tim.
Menurut Rio, penggalangan donasi yang mengatasnamakan Agam juga tidak diketahui oleh sebagian besar Tim SAR yang ikut misi penyelamatan.
Rio pun mengaku pertemannya dengan Agam terkadang ada selisih paham.
"Kita berteman dan kadang berselisih faham, hari ini kita sudah berteman dan membicarakan semuanya kenapa ada donasi untuk apa donasi itu nantinya. Untuk Rinjani lebih baik aman dan nyaman," tulis Rio.
Sementara, dalam IG Story selanjutnya, para Tim SAR berkumpul.
"Alhamdulillah Tim kembali berkumpul paket komplit, pokoknya sepaket komplit kita bertemu lagi para pejuang Rinjani yang siap penanganan rest crew, pasukan berani mati takut lapar," kata salah satu Tim SAR saat berkumpul.
Kesaksian Fiersa Besari
Di sisi lain, Fiersa Besari mengungkap sosok asli Agam Rinjani yang kini tengah viral.
Fiersa mengaku bangga akan sosok Agam yang membuat harum nama Indonesia lantaran berani bertaruh nyawa demi mengevakuasi jasad Juliana Marins.
Seperti diketahui, Juliana Marins dinyatakan tewas setelah terjatuh ke dalam jurang Gunung Rinjani pada Sabtu (21/6/2025).
Jasad Juliana yang terseret hingga kedalaman 600 meter pun akhirnya dievakuasi oleh Agam Rinjani dan timnya.
Agam merupakan relawan sekaligus pemandu pendaki Gunung Rinjani.
Diakui Fiersa, Agam memang dikenal sebagai sosok yang nekat dan punya rasa kemanusiaan yang tinggi.
"Respect untuk Bang Agam Rinjani. Dari dulu sudah terbukti ketangguhan, kenekatan, juga perikemanusiaannya. Tidak menyangka akan seviral ini. Tetap membumi di tingginya Rinjani," ungkap Fiersa Besari dikutip dari akun instagramnya pada Jumat (27/6/2025).
Bukan tanpa alasan Fiersa Besari bersuara soal sosok Agam Rinjani.
Ternyata Fiersa pernah merekam momen pertemuannya dengan Agam satu tahun lalu saat ia dan timnya mendaki Gunung Rinjani.
Kala itu Fiersa mengabadikan momen saat Agam tiba-tiba datang ke tendanya untuk memberikan pizza.
Padahal kala itu Fiersa dan rekan-rekannya sesama pendaki sudah pasrah hanya bisa makan nasi, sayur, dan ayam.
Diakui Agam, ia sengaja membeli pizza lalu mendaki Rinjani guna menemui rombongan Fiersa.
"Gila bang Agam datang-datang order pizza. Jalannya dengan siapa?" tanya Fiersa Besari dalam vlognya satu tahun lalu di Youtube.
"Sendiri," jawab Agam.
"Gokil!" teriak Fiersa dan rekan.
Lebih lanjut, Fiersa pun mengurai jejak Agam sebagai seorang petualang dan pendaki ulung.
Kata Fiersa, Agam sempat viral tiga tahun lalu yakni saat mengevakuasi jenazah turis asing.
"Bang Agam ini setiap manusia yang melihat dia selalu di beda tempat. Saya ketemu di Bima, ketemu di Makassar. Bang Agam ini emang petualang banget. Sempat viral waktu itu ketika evakuasi jenazah turis asing sampai masuk berapa media gitu," ungkap Fiersa.
Tak cuma rekam jejak, tingkah Agam juga membuat Fiersa dan sesama pendaki geleng-geleng kepala.
Sebab Agam bak tak mengenal rasa lelah tiap harinya.
Baru pulang dari Sumbawa, Agam tak istirahat dan langsung ke Gunung Rinjani menghampiri rombongan Fiersa.
"Kemarin baru balik dari?" tanya Fiersa.
"Tambora," jawab Agam.
"Belum istirahat langsung ke sini?" tanya Fiersa lagi.
"Baru nyelam di satonda (pulau di NTB)," akui Agam.