DR. (HC) Gunawan Tjokro, MBA, Anak Sopir Truk Memaknai Angka 37 dan 73 Jumat, 27/06/2025 | 11:52
Riau12.com-SEMARANG – Rektor Universitas Negeri Semarang (UNNES) Prof. Dr. S Martono, M.Si., menganugerahkan gelar Doktor Kehormatan, Doktor Honoris Causa (DR HC) kepada Gunawan Tjokro, MBA pada cara yang berlangsung di Gedung Prof. Wuryanto (Almarhum) Kampus Unnes Sekaran, Gunungpati, Jawa Tengah, Kamis (26/6/2025).
Gunawan Tjokro memperoleh Anugerah Doktor di bidang Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) pada Fakultas Ilmu Manajemen UNNES.
Pada acara penganugrahan, Gunawan Tjokro menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Transformasi SDM Korporasi dan Sinergi Perguruan Tinggi: Case Study Pengembangan SDM di PT Dynaplast”.
“Saya ingin memulai dengan angka 37 dan 73 karena angka ini adalah usia penting dalam kehidupan saya. Usia 37 adalah usia ketika saya mencapai posisi puncak karier profesional,” kata Gunawan Tjokro mengawali orasinya.
Gunawan mengemukakan, setelah hampir 11 tahun berkiprah di PT Unilever Indonesia dan PT Kalbe Farma, pada usia 37 tahun, dia pindah ke PT Dynaplast sebagai Direktur Keuangan Corporate Secretary dan berhasil membawa Perusahaan ke bursa efek dengan kode DYNA, sebuah milestone yang sangat membanggakan korporasi.
“Adapun angka 73 adalah usia saya hari ini, ketika saya mendapat kehormatan yang besar menerima gelar doktor kehormatan atau doktor honoris causa dalam bidang Ilmu Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia dari Universitas Negeri Semarang (Unnes),” ujar Gunawan yang menerbitkan buku kisah perjalanannya sebagai Anak Sopir Truk Mengembangkan Bisnis berjudul "Mengatasi Keterbatasan Meraih Kemenangan".
Menurut Gunawan, perjalanan dari 37 ke 73 adalah perjalanan panjang yang penuh berkah dan hikmat. Dalam rentang waktu 36 tahun itu dia belajar bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan mekanisme yang sangat kompleks. Namun, dalam system kompleks tersebut selalu ada celah yang membuah manajemen sumber daya manusia menjadi lebih sistematis dan sederhana.
Namun demikian, kata Gunawan, orasi ini tidak semata-mata didasari oleh sentiment usia. Lebih dalam dari itu, orasi ini juga didasari panggilan hati sebagai warga negara untuk turut berkontribusi menyumbangkan pikiran untuk kemajuan bangsa dan negara yang kita cintai. Selain itu, sebagai orang yang mencintai ilmu pengetahuan dan meyakini pentingnya pendidikan, Gunawan juga ingin berkontribusi gagasan dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang yang dia tekuni. Kontribusi tersebut tentu harus didasarkan pada keahlian dan pengalaman yang dimilikinya.
“Oleh karena itu, pada kesempatan baik ini, saya akan menguraikan pengalaman-pengalaman penting dalam mengembangkan sumber daya manusia di korporasi, mengabstraksikannya dalam konsep-konsep akedmik, kemudian memberikan rekomendasi bagaimana konsep-konsep tersebut dapat digunakan mendorong terwujudnya kualitas SDM Indonesia yang unggul menuju Indonesia Emas 2045,” katanya.
Mengingat PT Dynaplast adalah perusahaan dimana dia bekerja paling lama maka Gunawan dalam orasi ilmiah ini lebih akan menyentuh pada hal-hal yang dia lakukan di Perusahaan tersebut sebagai bentuk studi kasus.
Indonesia adalan negara besar dengan potensi SDM dan potensi kelembagaan melimpah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2024), Indonesia memiliki 278.696.200 penduduk. Sejak tahun 2012 hingga 2035, Indonesia diperkirakan memasuki masa bonus demografi dengan periode puncak antara tahun 2020-2030. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah penduduk usia produktif yang mencapai dua kali lipat jumlah penduduk usia anak dan lanjut usia. Kata bonus demografi juga disebut demographyc dividend yang mengacu pada pertumbuhan ekonomi yang dipercepat yang dapat terjadi ketika populasi usia kerja suatu negara tumbuh lebih besar dalam kaitannya dengan populasi yang bergantung (Bloom et al.,2030).
Kata dividen yang terdapat dalam ungkapan demographic dividend mengasumsikan adanya keuntungan tertentu yang diraih olah bangsa Indonesia jika bangsa kita mau berinvestasi pada pengembangan SDM yang dimilikinya. Dalam konteks ini, investasi SDM merupakan strategi untuk mengalokasikan SDM tertentu untuk meningkatkan kualitas hidup dan kompetensi penduduk (Djokoto, 2022). Di sisi lain, kata dividend juga mengimplementasikan bahwa keuntungan yang diperoleh tidak bersifat otomatis karena realisasinya sangat ditentukan oleh strategi dan ukuran investasi yang kita belanjakan.
Data yang dilansir oleh sejumlah Lembaga internasional menunjukkan bahwa demographic devident yang dimiliki Indonesai belum sepenuhnya menjadi devident yang berdampak terhadap kesejahteraan. BPS menjelaskan bahwa IPM Indonesia tahun 2023 mencapai 74,39, meningkat 0,62 poin (0,84 persen) dibandingkan tahun sebelumnya (73,77). Adapun Laporan Global Competitiveness Index (GCI) tahun 2019 yang dirilis World Economic Forum (WEF) menunjukkan posisi Indonesia dalam indeks daya saing global berada di peringkat ke-50 dengan skor 64,6 (Schwab, 2019). Ada jarak cukup lebar dengan negara tetangga Kawasan Asia Tenggara, Indonesia berada di posisi keempat setelah Singapura (peringkat 1), Malaysia (27), dan Thailand (40).
Angka-angka di atas menunjukkan adanya gap antara potensi besar yang dimiliki bangsa Indonesia dengan capaian yang berhasil diwujudkan. Sebagai orang yang tertarik sekaligus memiliki pengalaman dalam bidang pengembangan SDM, Gunawan ingin mengajukan sejumlah gagasan yang disarikan berdasarkan pengalaman di dunia korporasi, khususnya ketika menjadi Direktur Keuangan dan Corporate Secretary PT Dynaplast.
“Ketika saya bergabung dengan PT Dynaplast, Perusahaan hanya mengoperasikan satu pabrik di jalan Semanan, Jakarta Barat. Di bawah kepemimpinan Bapak Tony Hambali, Perusahaan telah berkembang dengan pesat sehingga saat ini sudah mengoperasikan lebih dari 35 pabrik di 6 negara. Pada tahun 1995, 4 tahun setelah IPO, kami sudah mencapai visi menjadi Perusahaan rigid packaging yang terbesar di Indonesia. Setelah berhasil mewujudkan visi tersebut kemudian kami mendeklarasikan visi baru dimana PT Dynaplast menjadi preferred packaging supplier in the region,” jelasnya.
Untuk mewujudkan visi tersebut ada dua strategi yang dilakukan, pertama adalah strategi membangun kepercayaan dan yang kedua adalah pengembangan SDM.
Ketika Gunawan menjadi CFO, stretagi yang digunakan untuk mendanai perluasan dilakukan secara organic maupun non organic, yang sebagian besar adalah melalui right issue atau menerbitkan saham baru guna mendukung dana untuk membiayai perluasan.
“Kami selalu menjaga hubungan baik dengan para investor baik yang besar maupun yang kecil. Itulah yang membuat right issues kami selalu mendapat dukungan. Sudah menjadi kebiasaan kami berdua ketika itu di masa dalam keadaan yang kurang bagus kami keliling Singapura, Hong Kong bahkan sampai ke San Fransisco guna menemui investor kami dan memberikan penjelasan mengenai keadaan yang kami alami dan strategi apa yang kita akan jalankan,” papar pemilik buku dengan judul "Merajut Sinergi Industri-Perguruan Tinggi:.
Berdasarkan pengalaman itu, Gunawan meyakinan bahwa keterbukaan dan kejujuran adalah kunci keberhasilan perusahaan dalam memperoleh kepercayaan para investor. Hal ini juga relevan dengan temuan riset yang menunjukkan adanya pengaruh transparansi informasi yang menunjukkan adanya pengaruh transparansi informasi keuangan akan memperkuat kepercayaan investor berkontribusi pada meningkatnya Perusahaan. ‘
Strategi kedua yang diakukan saat CFO PT Dynaplast adalah mengembangkan kualitas SDM. “Salah satunya perbedaan mencokok dibandingkan Perusahaan lain yang pernah saya geluti adalah rendahnya kualitas SDM di PT Dynaplast saat itu. Ibarat kereta api, hanya pemilik yang berperan sebagai lokomotif, sementara karyawan lain hanyalah gerbong tanpa mesin penggerak,” katanya. (***)