Dibidik Investor Global, Giant Sea Wall Akan Membentang dari Banten Hingga Gresik Kamis, 12/06/2025 | 11:28
Riau12.com-JAKARTA – Presiden RI, Prabowo Subianto, menggelar rapat terbatas di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (10/6/2025). Dalam rapat tersebut dibahas dua isu utama: proyek giant sea wall dan pengelolaan sampah.
Presiden Prabowo sebelumnya menegaskan komitmennya untuk merealisasikan proyek giant sea wall yang membentang dari Banten hingga Gresik.
“Giant sea wall harus dari Banten sampai ke Gresik, sekian ratus kilometer harus kita bangun, apa bisa? Bisa!” serunya saat penutupan Kongres ke-VI Partai Demokrat di Ritz-Carlton, Senayan, Jakarta Pusat.
Meski belum memastikan kapan proyek itu bisa terwujud, Prabowo mengaku optimistis. Ia pun memberikan dukungan kepada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah untuk memimpin realisasi program tersebut.
“Ini salah satu infrastruktur paling penting yang akan selamatkan Pantai Utara Jawa. Ini tugas berat di pundak,” ucapnya.
Prabowo menegaskan proyek tersebut akan dimulai dengan kekuatan nasional tanpa keraguan. Ia menyatakan dana tersedia dan bangsa ini memiliki kemampuan.
“Kita akan mulai dengan kekuatan kita sendiri. Jangan ragu, kita punya uangnya, siap, saudara-saudara, kita mulai secepatnya!” serunya.
Sementara itu, AHY mengakui masih mempelajari proyek tanggul laut tersebut. Ia menyebut banyak investor tertarik dan menunjukkan keseriusan.
“Cukup banyak yang bukan hanya tertarik, tapi juga benar-benar serius ingin masuk ke proyek tersebut. Tapi kami tidak ingin cepat menyimpulkan karena ini proyek besar,” kata AHY di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (11/6/2025).
Berdasarkan studi yang pernah dilakukan, AHY menyebut proyek tersebut membutuhkan anggaran besar, terutama untuk Jakarta.
“Kurang lebih Rp123 triliun hanya untuk wilayah Jakarta, sekitar 41 kilometer,” jelasnya.
Ia menegaskan pembangunan tanggul laut bukan satu-satunya solusi mengatasi banjir. Menurutnya, perlu ada pendekatan dari hulu ke hilir dan peningkatan infrastruktur dasar.
“Permukaan tanah makin turun, air laut makin tinggi. Kita proteksi dengan tanggul, tapi tidak cukup. Harus ada normalisasi sungai, peningkatan kapasitas tampungan air hujan, dan penguatan suplai air bersih,” urainya.
AHY menyebut, berbagai langkah itu penting untuk mencegah penurunan permukaan tanah yang lebih parah dan memetakan prioritas pembangunan nasional ke depan. (***)