Melalui brand Zaafer Indonesia, Rendy mengusung konsep gaya hidup muslim modern yang tumbuh secara organik lewat kekuatan narasi dan komunitas.

Tanpa dukungan modal besar maupun latar belakang keluarga pebisnis, Rendy memulai usahanya dari nol. Ia membangun brand Zaafer dari pengalaman personal dan keyakinan bahwa kedekatan emosional dengan audiens adalah fondasi terpenting sebuah merek.

“Saya percaya bahwa brand bukan sekadar produk, tetapi karya yang mencerminkan nilai dan visi dari penciptanya,” ujarnya.

Strategi Zaafer bertumpu pada konten autentik di media sosial, terutama TikTok dan Instagram, tanpa mengandalkan endorse besar-besaran. Konten yang menonjolkan keseharian, nilai religius, dan estetika maskulin khas muslim milenial menjadi daya tarik tersendiri.

Pendekatan ini menjadikan Zaafer dikenal luas dan mendapat respons positif dari ribuan pelanggan di berbagai kota.

Kini, Zaafer terus berkembang sebagai brand fashion muslim pria yang relevan dengan generasi muda. Namun, Rendy tetap memosisikan dirinya sebagai kreator, bukan sekadar pemilik usaha.

“Bagi saya, tujuan utama bukan sekadar membesarkan brand, tetapi meninggalkan karya yang bermanfaat dan relevan,” tambahnya.(***)

Sumber: Cakaplah