NOC Indonesia Sosialisasikan Program Indonesian Student Athlete Rabu, 16/04/2025 | 09:30
Riau12.com- JAKARTA - Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) resmi mensosialisasikan program Indonesian Student Athlete, sebuah inisiatif yang dirancang untuk menciptakan ekosistem pembinaan atlet pelajar Indonesia secara holistik dengan mengintegrasikan pendidikan formal dan prestasi olahraga sejak usia dini.
Program ini merupakan kolaborasi bersama antara Komisi Culture & Education, Komisi Atlet, serta National Olympic Academy (NOA) Indonesia, yang melihat pentingnya membangun jalur pengembangan atlet dengan tidak mengesampingkan pendidikan. Melalui pendekatan ini, NOC Indonesia berharap dapat melahirkan generasi atlet masa depan yang tak hanya tangguh di lapangan, namun juga unggul dalam akademik dan kepemimpinan.
Presiden NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari menekankan pentingnya menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuhnya atlet yang tidak hanya berprestasi di arena olahraga, tetapi juga unggul secara akademik.
“Program ini adalah bentuk nyata komitmen Komite Olimpiade Indonesia untuk melahirkan atlet yang berintegritas, berprestasi, dan cerdas. Kita tidak ingin lagi melihat anak-anak Indonesia harus memilih antara pendidikan atau olahraga. Keduanya harus bisa berjalan beriringan,” kata Raja Sapta Oktohari.
Hadir sebagai pembicara antara lain Ketua Komisi X DPR-RI Hetifah Sjaifudian, juara Olimpiade Tokyo 2020 Greysia Polii, lifter peraih empat medali Olimpiade Eko Yuli Irawan, serta juata dunia jetski Aero Sutan Aswar. Selain berdiskusi, para atlet dan pelatih dari cabang olahraga anggota NOC Indonesia juga berbagi cerita dengan para Olympian yang hadir.
Ketua Komisi X DPR-RI, Hetifah Sjaifudian yang selama ini dikenal aktif dalam mendorong kebijakan pendidikan dan olahraga nasional juga memastikan anak-anak Indonesia yang berprofesi sebagai atlet tidak boleh kehilangan masa depan hanya karena memilih jalan sebagai olahragawan.
Hetifah menjelaskan program yang diinisiasi NOC Indonesia tersebut mendorong integrasi kurikulum dan sistem pendidikan dengan merancang sistem pembelajaran yang fleksibel dan adaptif, termasuk kurikulum khusus bagi atlet pelajar. Dukungan akademik dari sekolah dan universitas menjadi bagian penting, dilengkapi skema beasiswa bagi atlet yang berprestasi secara akademik maupun olahraga.
Indonesian Student Athletes hadir sebagai program strategis untuk mencetak generasi muda yang unggul secara akademik dan berprestasi dalam olahraga, melalui dukungan sistemik yang memungkinkan pelajar bertalenta berkembang tanpa harus mengorbankan pendidikan.
“Kita harus memberi ruang bagi anak-anak Indonesia untuk berkembang secara holistic, baik otaknya, fisiknya, maupun karakternya. Karena itu, kebijakan pendidikan ke depan harus semakin adaptif terhadap kebutuhan atlet pelajar, misalnya ekosistem pendidikan yang lebih fleksible. Jadi istilahnya medali di dada, ilmu di kepala," ujar Hetifah.
Lima kali Olympian angkat besi Eko Yuli Irawan juga sempat merasakan pentingnya mengatur waktu latihan dan sekolah. Bahkan, Eko pernah merasakan kesulitan untuk melanjutkan sekolahnya karena lokasi pemusatan latihan nasional (pelatnas) yang berpindah-pindah dan akhirnya membuat peraih 3 medaliperak dan 1 perunggu Olimpiade itu tamat SMA lewat jalurPaket C.
“Sebagai seorang atlet kita harus disiplin dalam membagi waktu antara sekolah dan latihan. Keduanya harus seimbang supaya pendidikannya selesai, prestasinya dapat,” ungkap Eko.
Program Indonesian Student Athlete diharapkan menjadi tonggak awal dalam membentuk ekosistem olahraga nasionalyang lebih inklusif, terukur, dan berkelanjutan. Lewat dukungan dari semua pemangku kepentingan, masa depan atletIndonesia tidak hanya cemerlang di lapangan, tetapi juga di dunia pendidikan dan kehidupan setelah karier olahraga mereka.(***)