Wamen P2MI Dorong Umri Jadi Pusat Persiapan Pekerja Migran Berkualitas Minggu, 09/03/2025 | 14:02
Riau12.com-PEKANBARU – Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) dinilai layak menjadi salah satu institusi pendidikan yang berperan dalam mempersiapkan tenaga kerja migran berkualitas untuk bekerja di luar negeri.
Pernyataan ini disampaikan Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Republik Indonesia, Dzulfikar Ahmad Tawalla, saat menjadi pembicara dalam Pengajian Ramadan 1446 H dan Silaturahmi Pimpinan Cabang Muhammadiyah se-Riau, Jumat (7/3/2025).
Dalam kegiatan yang berlangsung di aula utama kampus Umri di Jalan Tuanku Tambusai, Dzulfikar menyoroti pentingnya jalur legal bagi pekerja migran untuk menghindari risiko yang merugikan. Ia juga menekankan bahwa bekerja di luar negeri dapat memberikan keuntungan finansial yang lebih besar dibandingkan di dalam negeri, namun harus dipersiapkan dengan matang.
"Bekerja di luar negeri memberi dampak ekonomi yang signifikan karena gaji yang lebih tinggi. Namun, pekerja harus menempuh jalur legal agar terlindungi dari berbagai risiko," ujar Dzulfikar.
Ia juga menyoroti fenomena viral “Kabur Aja Dulu,” yang menggambarkan keinginan masyarakat untuk mencari peluang kerja di luar negeri akibat keterbatasan lapangan kerja di dalam negeri. Namun, ia mengingatkan agar masyarakat tidak tergoda untuk berangkat secara ilegal.
"Dengan jumlah penduduk yang besar dan persaingan kerja yang ketat, bekerja di luar negeri menjadi pilihan. Namun, harus dilakukan dengan cara yang benar agar aman dan terlindungi," tegasnya.
Dzulfikar menjelaskan bahwa Kementerian P2MI telah menetapkan lima aspek kesiapan yang harus dimiliki oleh pekerja migran sebelum berangkat ke luar negeri, yaitu kesiapan fisik, mental, dokumen, kompetensi, dan visi.
"Selain itu, kami telah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menyiapkan pekerja migran berkualitas, termasuk dalam pelatihan keterampilan dan penguasaan bahasa negara tujuan," jelasnya.
Terkait peran Umri, Dzulfikar menilai kampus ini memiliki potensi besar dalam mencetak tenaga kerja migran profesional. Dengan jumlah tenaga pengajar bergelar doktor yang terus bertambah setiap tahun, Umri diharapkan dapat menjadi pusat pelatihan bagi calon pekerja migran yang siap bersaing secara global.
"Saya yakin Umri mampu menyiapkan tenaga kerja migran yang tidak hanya memiliki keterampilan, tetapi juga berdaya saing tinggi di pasar tenaga kerja internasional," ungkapnya.
Ia juga menyebutkan bahwa saat ini terdapat sepuluh negara tujuan utama bagi pekerja migran Indonesia, di antaranya Malaysia, Taiwan, Hong Kong, Arab Saudi, Korea Selatan, Jepang, Uni Emirat Arab, dan Singapura.
"Jika ingin bekerja di luar negeri, pastikan untuk menempuh jalur legal. Tidak ada negara yang menerima pekerja tanpa keahlian, tetapi setiap negara membuka pintu bagi mereka yang memiliki kompetensi dan keterampilan," pungkasnya. (***)